Minggu, 03 April 2011

Sikap Ibu dalam Menghadapi Rendahnya Pengetahuan Seks Remaja 16-20 Tahun di Desa

ABSTRAK
SIKAP IBU DALAM MENGHADAPI RENDAHNYA PENGETAHUAN SEKS REMAJA 16-20 TAHUN DI DESA KECAMATAN KABUPATEN TAHUN

Pengetahuan seks remaja saat ini tidak jarang yang diperoleh hanya sebatas informasi bukan berupa pendidikan. Padahal anak sudah harus mendapatkan pendidikan seks sejak dini. Berdasar hasil praktek klinik lapangan di Desa Kecamatan Kabupaten didapatkan data dari 50 orang remaja 36% diantaranya mempunyai pengetahuan yang rendah tentang pendidikan seks.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau informasi tentang sikap ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif subyek penelitian adalah 153 ibu yang mempunyai remaja 16-20 tahun teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan angket, dengan menggunakan metode skala likert. Kemudian data dimasukkan dalam rumus sehingga diperoleh prosentase yaitu sikap negatif dan sikap positif.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,86% responden cenderung bersifat negatif dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun.
Dari hasil tersebut perlu dilakukan penyuluhan agar ibu-ibu mengetahui cara menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja.
Kata kunci : rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengetahuan seks remaja saat ini sering tidak tepat. Tidak jarang pengetahuan seks yang diperoleh hanyalah sebatas informasi, bukan berupa pendidikan. Padahal menurut Vania Djohan Salim (2006) anak sudah harus mendapatkan pendidikan seks sejak dini, tapi tetap dalam pemberian pendidikan tersebut harus disesuaikan dengan usia anak. Bagi remaja 11-15 tahun mereka harus sudah mulai mengenal mengenai sikap terhadap seks dan usia 16-20 tahun pengetahuan seks remaja harus sudah berkembang mengenai masalah keyakinan dan norma-norma, jadi diharapkan pada masa ini pengetahuan seks pada remaja sudah baik. Boyke Dian (2006) mengutip hasil sebuah penelitian para dokter di Jakarta, bahwa 10-12% remaja di Jakarta pengetahuan seksnya sangat kurang.
(www.glorianet.org/mow/serabi/seramene.html:2januari2006).
Pengetahuan seks yang rendah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba, tapi juga bisa menimbulkan salah persepsi, misalnya saja, berciuman atau berenang dikolam renang yang “tercemar” sperma bisa mengakibatkan kehamilan, dan lain-lain. Beberapa akibat yang tentunya memprihatinkan ialah terjadinya pengguguran kandungan dengan berbagai resikonya, perceraian pasangan keluarga muda atau terjangkitnya penyakit menular seksual, termasuk HIV (www.google.com).
Dari hasil penelitian pada tahun 2006 di kelas 2 SMU terdapat 59 siswa (60,82%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang pendidikan seks, dan 38 siswa (39,18%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang pendidikan seks. Pengetahuan seks yang kurang terjadi karena minimnya peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada anak-anaknya. Sebagian orangtua menganggap bahwa membicarakan masalah seks adalah sesuatu yang tabu (Ajen Dianawati. 2003: 7) dan remaja tidak mendapatkan pendidikan seks di dalam sekolah atau lembaga formal lainnya. Sehingga keingintahuan yang sangat berlebihan mengenai seks didapatkan dari berbagai media yang salah (www.mediaindonesia-online.com). Sebab itu, orang tua hendaknya memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya sejak dini, karena orang tua terutama ibu mempunyai peran yang cukup kuat agar para remaja dapat mengetahui dampak dari segala sesuatu tentang rendahnya pengetahuan seks (www.dunia.web.id). Ibu menempati peranan yang strategis dalam mendidik putra putrinya untuk menjadi manusia yang sehat (www.jurnalkopertij4.or.T.newsuiew.php?id).
Berdasar hasil Praktek Klinik Lapangan di Desa Kecamatan Kabupaten didapatkan data dari 50 orang remaja 18 remaja diantaranya (3 6%) diantaranya mempunyai pengetahuan yang rendah tentang pendidikan seks. Dari sini peneliti tertarik untuk meneliti sikap ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun di Desa Kecamatan Kabupaten

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu : Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun di Desa Kecamatan  Kabupaten

1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran atau informasi tentang sikap ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja usia 16-20 tahun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.1.1. Untuk mengetahui komponen kognitif ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun.
1.3.1.2. Untuk mengetahui komponen afektif ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun.
1.3.1.3. Untuk mengetahui komponen konatif ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja 16-20 tahun.

1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan atau masukan pengetahuan dan informasi serta pengembangan untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan atau wawasan mengenai sikap ibu dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja usia 16-20 tahun.
1.4.3 Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan bagi pembaca dan untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
1.4.4 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi warga Desa Kecamatan Kabupaten dalam menghadapi rendahnya pengetahuan seks remaja usia 16-20 tahun.

silahkan download KTI SKRIPSI
SIKAP IBU DALAM MENGHADAPI RENDAHNYA PENGETAHUAN SEKS REMAJA 16-20 TAHUN DI DESA
KLIK DIBAWAH 


Tidak ada komentar: