Minggu, 21 Oktober 2012

Gambaran Pengetahuan Ibu yang Pernah Bersalin di BPS tentang Perawatan Bayi Ikterus Fisiologis

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG PERNAH BERSALIN DI BPS TENTANG PERAWATAN BAYI IKTERUS FISIOLOGIS

ABSTRAK
Ikterus neonatus fisiologis merupakan gej ala normal dan sering dialami bayi baru lahir yang terjadi pada 2 – 4 hari setelah bayi lahir dan akan sembuh pada hari ke-7. Meski cukup umum terjadi, hal ini tidak dapat diremehkan karena kadar bilirubin yang terus meningkat tanpa dikendalikan bisa menempel di otak bayi sehingga meyebabkan bayi menderita penyakit otak kuning yang bisa menghalangi perkembangan motorik dan sensorik anak beberapa tahun kemudian. Dengan demikian, ibu perlu tahu mengenai perawatan bayi ikterus fisiologis agar bayi mendapatkan perawatan yang sesuai sehingga tidak terjadi komplikasi tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Bayi Ikterus Fisiologis”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi ikterus fisiologis secara umum serta mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penyinaran bayi dengan cahaya matahari pagi, asuhan dasar bayi muda, dan kewaspadaan terhadap tanda – tanda komplikasi ikterus neonatorum. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 1 tahun yang pernah mengalami ikterus fisiologis dan pernah bersalin di BPS Ny.. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Jumlah sampel sebesar 17 responden. Data yang diperoleh ditabulasi dengan memberi skor kemudian diprosentasekan, setelah itu dikelompokkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi ikterus fisiologis dengan kriteria baik sejumlah 1 responden (5,9%), kriteria cukup sejumlah 11 responden (64,7%), kriteria kurang sejumlah 2 responden (11,8%) dan kriteria tidak baik sejumlah 3 responden (17,7%). Dengan hasil yang cukup baik ini hendaknya perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan meningkatkan pemberian informasi kesehatan yang terus berkembang, serta menjelaskan pada setiap ibu post partum mengenai masalah – masalah dalam perawatan bayi dan cara mengatasinya, sehingga diharapkan pengetahuan meningkat menjadi lebih baik.
Kata kunci    : Ibu, Pengetahuan , Perawatan Bayi Ikterus Fisiologis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikterus Neonatorum adalah ikterus / warna kuning yang sering dijumpai pada bayi baru lahir dalam batas normal pada hari kedua sampai hari ketiga dan menghilang pada hari ke-10. Ikterus ini adakalanya merupakan kejadian alamiah (fisiologis) dan adakalanya menggambarkan suatu penyakit (patologis). (Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998 : 325 )
Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus). Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat. Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi, juga dapat menyebabkan gej ala sisa berupa cerebral palsy, tuli nada tinggi, paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup. (Sastroasmoro, Sudigdo. 2004)
Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir <2500 g atau usia gestasi <37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya. (Sastroasmoro, Sudigdo. 2004)
Di Amerika Serikat, sebanyak 65% bayi baru lahir menderita ikterus dalam minggu pertama kehidupannya. Di Malaysia, pada tahun 1998, 75% bayi baru lahir menderita ikterus dalam minggu pertama kehidupannya. Di Indonesia, data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa kurang lebih 50% bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya. Insidens ikterus neonatorum pada bayi cukup bulan di beberapa RS pendidikan antara lain RSCM, RS Dr. Sardjito, RS Dr. Soetomo, RS Dr. Kariadi bervariasi dari 13,7% hingga 85%. (Sastroasmoro, Sudigdo. 2004)
Dilaporkan di RSCM pada tahun 2003, prevalensi ikterus fisiologis pada bayi baru lahir sebesar 58%. Di RS Dr. Sardjito, 82% bayi cukup bulan dan 95% bayi kurang bulan mengalami ikterus fisiologis. Di RS Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2003, 10,7% bayi menderita ikterus fisiologis. (Sastroasmoro, Sudigdo. 2004). Sedangkan di RSU Dr. Soetomo Surabaya kejadian ikterus sekitar 30% (tahun 2000), 13% (tahun 2002) dan 15,66% (tahun 2003). (http://www.aap.org). Adapun dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5-3-08 didapatkan data dari medical record RSU USD bahwa pada bulan Agustus - Desember 2007 terdapat 63 kasus Ikterus Neonatorum dari 296 bayi yang dirawat di Ruang Bayi. Jadi Prosentasenya adalah 2 1,28%.
Ikterus neonatus fisiologis (hiperbilirubin karena faktor fisiologis) merupakan gej ala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Terjadi pada 2- 4 hari setelah bayi lahir, dan akan "sembuh" pada hari ke-7. Penyebabnya organ hati yang belum "matang" dalam memproses bilirubin. Jadi, hiperbilirubin karena faktor fisiologis hanyalah gejala biasa. Meski begitu, orang tua harus tetap waspada. Bisa saja di balik itu terdapat suatu penyakit. (http://www.dhafinyashisyah.multiply.com)
Selain itu ikterus fisiologis juga dapat disebabkan karena pemberian minum yang belum mencukupi. Bayi yang puasa panjang atau asupan kalori / cairan yang belum mencukupi akan menurunkan kemampuan hati untuk memproses bilirubin. (Nursalam, dkk. 2005 : 108).
Menurut dr. Sutikno dalam www.4sehat5sempurna.blogspot.com, meski cukup umum terjadi, bukan berarti masalah ini boleh diremehkan. Kadar bilirubin yang terus meningkat tanpa dikendalikan bisa menempel di otak bayi, sehingga menyebabkan bayi menderita penyakit otak kuning. Penyakit otak kuning ini bisa menghalangi perkembangan motorik dan sensorik anak beberapa tahun kemudian.
Dengan demikian, ibu perlu tahu mengenai perawatan bayi yang mengalami ikterus fisiologis agar bayi mendapatkan perawatan yang sesuai sehingga tidak terjadi komplikasi tersebut.
Dari studi pendahuluan di beberapa BPS di Kabupaten, di BPS Ny. Desa Kecamatan , didapatkan dari 35 bayi yang lahir pada bulan Januari – Maret , ada 1 bayi (2,85%) yang mengalami ikterus fisiologis. Di BPS NY. , dari 6 bayi yang lahir tidak ada yang mengalami ikterus fisiologis. Di BPS Ny. Kecamatan, dari 18 bayi yang lahir, 1 diantaranya (5,6%) mengalami ikterus fisiologis. Di BPS Ny., dari 15 bayi yang lahir tidak ada yang mengalami ikterus fisiologis. Sedangkan di Desa, 3 dari 19 bayi yang lahir (15,79%) mengalami ikterus fisiologis.
Adapun pada studi pendahuluan di BPS Ny. yang dilakukan tanggal 12 April didapatkan data jumlah bayi yang lahir pada bulan Januari – 12 April sejumlah 49 dan yang mengalami ikterus fisiologis sebanyak 7 bayi. Jadi, prosentasenya adalah 14,29%. Dari jumlah bayi yang lahir mulai tanggal 1 - 12 April yaitu 8 orang, 1 diantaranya (12,5%) mengalami ikterus fisiologis, dan 7 diantara 8 ibu yang melahirkan bayi tersebut (87,5%) tidak mengetahui perawatan yang diperlukan bila bayinya mengalami ikterus.
Mereka menganggap waktu tidur bayi yang lama sangat menguntungkan. Orang tua dapat melakukan pekerjaan lain selagi anaknya tidur. Padahal, di antara waktu tidur tersebut bayi seharusnya mendapatkan ASI. Mereka tidak tahu bahwa hal tersebut dapat menyebabkan bayinya mengalami ikterus.
Dengan melihat fenomena yang ada peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Pernah Bersalin di BPS Ny. ,  tentang Perawatan Bayi Ikterus Fisiologis.

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka masalah penelitian adalah
”Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu yang pernah bersalin di BPS Ny. tentang perawatan bayi Ikterus Fisiologis ?”

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 .Tujuan Umum.:
Mendapatkan gambaran pengetahuan ibu yang pernah bersalin di BPS Ny.  tentang perawatan bayi Ikterus Fisiologis.
1.3.2.Tujuan Khusus:
a.    Mengetahui pengetahuan ibu tentang penyinaran bayi dengan cahaya matahari pagi.
b.    Mengetahui pengetahuan ibu tentang asuhan dasar bayi muda.
c.    Mengetahui pengetahuan ibu tentang kewaspadaan terhadap tanda – tanda komplikasi Ikterus Neonatorum.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 .Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat, serta sebagai motivasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi Ikterus Fisiologis.
1 .4.2.Bagi Institusi
Hasil penelitian ini sebagai dokumentasi ilmiah serta informasi dalam rangka pengembangan penelitian selanjutnya.
 1.4.3.Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada tempat penelitian untuk mempersiapkan strategi dalam memberikan penyuluhan tentang perawatan bayi yang mengalami Ikterus Fisiologis dalam meningkatkan pengetahuan ibu.
silahkan download KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG PERNAH BERSALIN DI BPS TENTANG PERAWATAN BAYI IKTERUS FISIOLOGIS
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar: