Rabu, 24 Oktober 2012

Hubungan Faktor Predisposisi dengan Pengetahuan Ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6 Bulan di Puskesmas

KTI SKRIPSI
HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA  6 BULAN DI PUSKESMAS

ABSTRAK
ASI eksklusif didefinisikan sebagai perilaku dimana hanya memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. Berdasarkan data awal yang dilaksanakan pada tanggal 20 November di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden, didapatkan bahwa dari 10 orang ibu yang diwawancarai terdapat 3 orang mengetahui tentang ASI Eksklusif dan 7 orang tidak mengetahui tentang ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, komposisi ASI. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden pada bulan Maret dengan menggunakan metode penelitian jenis analitik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode random sampling, dengan teknik pengambilan sampelnya cluster sampling adalah suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar. Artinya sampel yang digunakan adalah 48 ibu menyusui yang memiliki bayi usia lebih dari 6 bulan yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi, alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian faktor predisposisi yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif menunjukkan tidak ada hubungan antara umur ibu, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. Sehingga diharapkan bagi tenaga kesehatan dan ibu menyusui untuk meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif yang baik.
Kata kunci : pengetahuan ibu,umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pemberian ASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. (Soejoningsih,2004)
Berdasarkan hasil survei demografi Indonesia bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 370 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap 1 jam terdapat 2 orang ibu meninggal dunia akibat persalinan dan salah satu penyebab kematian bagi ibu adalah perdarahan. Data dari BPS Tahun 2006 total angka kematian bagi ibu di Indonesia mengalami penurunan yaitu menjadi 253 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Demikian angka kematian bayi (AKB) khususnya angka kematian bayi baru lahir (Neonatal), masih berada pada kisaran 200 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi (AKB) yang tinggi di Indonesia 80%.
Berdasarkan survai yang dilakukan oleh Hellen Keller (2002) di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya mendaptkan ASI selama 1,7 bulan. Padahal, Kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen Kes No. 450 Tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI. Turunya angka ini terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan. (Prasetyono,2009)

Penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek diperoleh fakta bahwa yang mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI. Sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif. (Roesli ,2005)
Alasan ibu untuk tidak menyusui sangat bervariasi. Namun, yang paling sering dikemukakan sebagai berikut : ASI tidak cukup, ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan, takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap berhasil “Jadi Orang”, bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mendiri dan manja, susu formula lebih praktis, takut badan menjadi gemuk. (Roesli,2005)
Alasan utama Ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu faktor umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain-lain. Rendahnya keinginan dan pemahaman ibu tentang pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran hidup kelahiran bayinya, hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. (Prasetyono,2009)
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mempengaruhi perilaku masyarakat dibidang kesehatan. Tidak hanya perilaku saja, masih ada faktor-faktor lain. Pengetahuan juga akan turut menentukan baik buruknya kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan di suatu masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pengetahuan memadai, lebih mudah dibawa dalam perilaku sehat, lebih mampu menciptakan kondisi lingkungan sehat, serta mempu menjangkau pelayanan kesehatan. Pengetahuan seseorang diperoleh melalui berbagai
pendidikan baik formal maupun informal. Pengetahuan juga didapatkan dari pengalaman selama hidup seseorang. (Notoatmodjo,2003)
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di tempat yang akan dilakukan penelitian. Diperoleh data dari Dinas Kesehatan Kabupaten pada periode bulan januari sampai bulan desember tahun cakupan ASI eksklusif masih sangat rendah, sedangkan cakupan ASI eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden adalah 316 orang ibu menyusui. (Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten, 2009)
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 November di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden pada 10 ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6 bulan sampai 12 bulan di desa wilayah kerja Puskesmas II Baturaden. Dari 10 ibu yang diwawancara tentang pemberian ASI Eksklusif 7 ibu menjawab tidak memberikan ASI secara eksklusif dan hanya 3 ibu yang memberikan ASI Eksklusif, beberapa alasannya umur ibu masih muda dan belum berpengalaman, ibu bekerja, pengetahuan ibu dan faktor lainnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden masih sangat rendah dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Faktor Predisposisi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia lebih dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden. Karena umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan.masih cukup rendah dan akan lebih mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayinya. Sedangkan kebiasan sangat sukar untuk diteliti dan terlalu luas. Faktor pendukung (kader, orangtua, penyuluhan, tenaga kesehatan tidak diteliti karena bidan desa sudah berada di setiap desa ada satu bidan desa minimal dan memiliki kader dan biasanya penyuluhan sudah sering dilakukan oleh bidan saat di Pusyandu-posyandu setempat).

B.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan pokok penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan : adakah hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Tahun.

C.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Mengetahui hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengetahui gambaran umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi
b.    Mengetahui hubungan antara umur dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi
c.    Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi.
d.    Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi.

e. Mengetahui hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.    Bagi masyarakat
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
2.    Bagi instasi tempat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan atau tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi
3.    Bagi pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan kebijaksanaan yang baru tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi.
4.    Bagi pengembangan IPTEK dan Almamater
Sebagai sumber refrensi dan bahan bacaan di perpustakaan di instansi pendidikan, terutama tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi.
5.    Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. Dan sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan di pendidikan.
silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6 BULAN DI PUSKESMAS
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar: