Minggu, 21 Oktober 2012

Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause

KTI SKRIPSI
HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MASA MENOPAUSE

ABSTRAK
Menopause adalah suatu masa berakhirnya reproduksi wanita yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen dan progesteron yang ditandai dengan berhentinya haid. Pada masa menopause terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menimbulkan perubahan pada gambaran diri (body image). Perubahan ini menimbulkan stress tersendiri bagi ibu menopause, jika ibu tidak dapat beradaptasi, kondisi stress tersebut akan menyebabkan kecemasan.
Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran diri ibu masa menopause, tingkat kecemasan ibu masa menopause, dan hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. Responden berjumlah 32 orang ibu menopause yang berdomisili di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan. Pengumpulan data berlangsung mulai tanggal 1 Juli-10 Juli 2007. Proses pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner menggunakan metode wawancara. Uji korelasi yang digunakan adalah product moment Pearson ’s r.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause (r = 0,3 9; p = 0.02) dengan interpretasi hubungan sedang.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus pada ibu menopause, bukan hanya pada masalah fisiknya saja, tetapi juga masalah psikologis. Pendidikan kesehatan diperlukan bagi ibu menopause agar mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menopause, dan agar ibu dapat menerima dengan lapang dada bahwa menopause merupakan proses alami yang akan dilalui semua wanita, beradaptasi dengan segala kondisi yang terjadi pada masa menopause, sehingga kecemasan dapat dihindarkan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menopause adalah hal alami yang terjadi pada setiap wanita. Sebagian orang beranggapan bahwa menopause adalah hal yang menyenangkan, dan sebagian lagi menganggap bahwa menopause adalah kesedihan karena kehilangan masa produktif. Istilah menopause berarti masa berhentinya menstruasi. Masa ini adalah tahap normal kehidupan dimana setiap wanita akan melaluinya antara umur 40 sampai 60 tahun. Rata-rata menopause dimulai pada usia 52 tahun. Kebanyakan wanita memasuki periode perimenopause tiga sampai lima tahun lebih awal dari menopause sebenarnya (Life challenges, 2007). Pada tahun 2003, jumlah wanita di dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 milyar orang . Saat ini Indonesia baru mempunyai 14 juta wanita menopause. Namun menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun 1995-2005 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk wanita berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan, pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Indocostia, 2007).
Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memberikan respon terhadap hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga pematangan sel telur berhenti secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar estrogen dan progesteron (dua hormon seks wanita yang diproduksi oleh ovarium). Penurunan kadar hormon ini menyebabkan gejala-gejala menopause (Women’s Health Concern, 2007).
Gejala-gejala psikologis pada masa menopause adalah : perasaan murung, kecemasan, irritabilitas dan perasaan yang berubah-ubah, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, merasa tidak berharga (Glasier & Gebbie, 2006).
Gejala-gejala fisik yang dapat timbul pada menopause adalah : semburan rasa panas (hot flushes) dan keringat pada malam hari, kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada persendian, sakit kepala, palpitasi (denyut jantung cepat dan tidak teratur), dan berat badan bertambah (Women’s Health Concern, 2007). Gejala-gejala ini mengakibatkan perubahan gambaran diri.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan dan pengobatan (Keliat,1992).
Gambaran diri adalah bagaimana seseorang memandang ukuran, penampilan serta fungsi tubuh dan bagian-bagiannya (Potter & Perry , 1997). Disaat seseorang lahir sampai mati, maka selama 24 jam sehari individu hidup dengan tubuhnya. Sehingga setiap perubahan tubuh akan mempengaruhi kehidupan individu (Keliat, 1992). Perubahan penampilan tubuh, seperti amputasi atau perubahan penampilan wajah adalah stressor yang sangat jelas mempengaruhi gambaran diri (Potter & Perry , 1997). Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat,1992).
Cemas merupakan reaksi terhadap persepsi adanya bahaya baik yang nyata maupun yang hanya dibayangkan (Brunner & Suddarth, 1996). Rasa khawatir, gelisah, takut, was-was, tidak tentram, panik dan sebagainya merupakan gej ala umum akibat cemas. Sering kali cemas menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan lain-lain (Sinar Harapan, 2003).
Tahapan perkembangan merupakan salah satu stressor psikologis. Misalnya, masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut; yang secara alamiah akan dialami oleh setiap orang. Dan, apabila tahapan perkembangan tersebut tidak dapat dilampaui dengan baik (tidak mampu beradaptasi), akan terjadi kecemasan (Hawari, 2006). Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70- 80% wanita Eropa, 60% wanita di Amerika, 57% wanita di Malaysia, 18% wanita di Cina, 10% wanita di Jepang dan Indonesia (Sinar Harapan, 2003). Diperkirakan jumlah orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1 (Hawari, 2006). Dari uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mempelajari “Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan pada Ibu Masa Menopause “.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimanakah gambaran diri ibu masa menopause?
1.2.2. Bagaimanakah tingkat kecemasan ibu masa menopause?
1.2.3. Adakah hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.3.1 Mengidentifikasi gambaran diri ibu masa menopause.
1.3.2 Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu masa menopause.
1.3.3 Mengidentifikasi hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang barmanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas.

1.4.2 Bagi Praktek Keperawatan
Memberikan informasi tambahan bagi perawat tentang adaptasi psikologis masa menopause sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara tepat.
1.4.3 Bagi Penelitian Keperawatan
Memberikan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan gambaran diri dan tingkat kecemasan masa menopause.
silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MASA MENOPAUSE
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar: