BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah yang besar dinegara miskin dan berkembang seperti Indonesia. Menurut Women Of Our World 2005 yang diterbitkan oleh Population Reference Bureau (2005) Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 230 kematian per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan beberapa Negara ASEAN.
Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil, bersalin dan nifas. Sebagian besar dari komplikasi – komplikasi tersebut sebenarnya dapat ditangani melalui penerapan teknologi kesehatan yang ada. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan mulus ditingkat masyarakat diantaranya ketidaktahuan, kemiskinan, rendahnya status sosial ekonomi perempuan, terbatasnya kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan baru, hambatan membuat keputusan, terbatasnya akses memperoleh pendidikan memadai dan kelangkaan pelayanan kesehatan yang peka terhadap kebutuhan perempuan juga berperan terhadap situasi ini.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan masih banyak masyarakat Indonesia berorientasi pada pertolongan persalinan oleh dukun dengan segala keterbatasannya (Sarwono 2006).
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu adalah dengan mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap Ibu yang membutuhkan. Untuk itu sejak tahun 1990 telah ditempatkan bidan di desa dengan polindesnya. Dengan penempatan bidan di desa ini diharapkan peranan dukun makin berkurang sejalan dengan makin tingginya pendidikan dan pengetahuan masyarakat dan tersedianya fasilitas kesehatan, namun pada kenyataanya masih banyak persalinan yang tidak ditolong oleh bidan melainkan oleh dukun. Departemen kesehatan RI memperkirakan bahwa pertolongan persalinan oleh dukun masih mendominasi terutama didaerah pedesaan yaitu mencapai 75% sampai 80% (Manuaba 1998).
Masih banyaknya pengguna jasa dukun disebabkan beberapa faktor yaitu lebih mudahnya pelayanan dukun bayi, terjangkau oleh masyarakat baik dalam jangkauan jarak, ekonomi atau lebih dekat secara psikologi, bersedia membantu keluarga dalam berbagai pekerjaan rumah tangga serta berperan sebagai penasehat dalam melaksanakan berbagai upacara selamatan (Manuaba, 1998).
Keadaan tersebut menuntut peningkatan pelayanan kebidanan yang bermutu sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat.
Untuk kabupaten cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sekitar 4.283 (71,5%) dari 5.986 persalinan. Yang paling rendah cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah di Puskesmas Pada tahun 2005 jumlah persalinan diwilayah kerja puskesmas adalah 158 orang, dari jumlah tersebut 92 (58,61%) ditolong oleh dukun dan 66 (41,39%) ditolong oleh bidan. Dan pada tahun 2006 jumlah persalinan mencapai 177 orang dimana 84 (47,81%) ditolong oleh bidan dan 93 (52,19%) ditolong oleh dukun. Dengan demikian rata-rata pemilihan pertolongan persalinan oleh dukun di wilayah kerja puskesmas pada dua tahun terakhir (2005-2006) sekitar 53,21%. Dari pertolongan persalinan oleh dukun ini menimbulkan berbagai masalah diantaranya partus lama mencapai 5%, infeksi 3,6% dan kematian bayi baru lahir 2% (profil kabupaten)
Sarana kesehatan yang tersedia diwilayah kerja Puskesmas yaitu Polindes 4 buah. Tenaga bidan di Puskesmas 3 orang, setiap bulannya pertolongan persalinan rata-rata 3 sampai 4 orang (Profil Puskesmas
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas penulis tertarik mengadakan penelitian untuk menggali faktor-faktor apa yang mempengaruhi Ibu dalam memilih penolong persalinan.
B. Perumusan Masalah
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Ibu dalam memilih penolong persalinan diwilayah kerja Puskesmas Kabupaten ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu dalam memilih penolong persalinan diwilayah kerja Puskesmas Kabupaten
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang penolong persalinan.
b. Untuk mengetahui sikap Ibu terhadap penolong persalinan.
c. Untuk mengetahui penghasilan Ibu yang mendukung dalam pengambilan keputusan untuk memilih penolong persalinan.
d. Untuk mengetahui jarak rumah Ibu dengan penolong persalinan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas kesehatan kabupaten
Sebagai masukan tentang kualitas pelayanan KIA dan dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan.
2. Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana Ibu memilih bidan dan dukun bayi sebagai penolong persalinan yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pustaka bagi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan penelitian lebih lanjut.
4. Bagi Peneliti.
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian dan meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu dalam memilih penolong persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar