KTI SKRIPSI
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU
BAB I
PENDAHULUAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan dilaksanakan berlandaskan pada kemampuan dan kekuatan sendiri suatu bangsa, dalam mengatasi masalah-masalah kesehatannya sehingga setiap upaya kesehatan yang dijalankan harus mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Pada masa otonomi daerah salah satu strategi yang harus dijalankan adalah empowerment atau pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan prakarsa dan terbangunnya kemandirian kolektif masyarakat yang bermuara menumbuhkan masyarakat madani (civil society) dan menciptakan peluang untuk ketahanan berlanjut (sustaining capacity) bagi masyarakat (Konsep Pengembangan Posyandu Plus, 1999).
Dengan program pembangunan kesehatan, maka pemerintah mencanangkan Indonesia Sehat 2010, yang salah satu sasaranya adalah menurunkan Angka Kematian Balita (AKABA). Angka Kematian Balita (0-< 5 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 0-< 5 tahun per 1000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Estimasi angka kematian balita di Indonesia yang dihitung dari data Badan Pusat Statistik menunjukan penurunan yang cukup berarti pada tahun 1995 angka kematian balita (AKABA) adalah 75 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 1997 angka kematian balita (AKABA) adalah 43 per 1000 kelahiran hidup. Menurut hasil SDKI 2002-2003 angka kematian balita 64 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini belum mencapai target 58 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Propinsi).
Pada tahun 1983, berdasarkan Instruksi bersama Menteri Kesehatan dan Kepala BKKBN No. 06/Menkes/Inst/1981-22/HK010/1981 dan No. 264/MenkesInst/ VI/1983-26/HK-011/E-3/1983, bentuk keterpaduan pelayanan KB-Kesehatan mulai dioperasionalkan. Ditingkat desa, kegiatan keterpaduan KB-Kesehatan diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu atau lebih dikenal dengan Posyandu (Konsep Pengembangan Posyandu Plus, 1999).
Posyandu adalah suatu forum komunitas alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana (Nazrul Effendi, 1998). Posyandu dikembangkan dari pos-pos pelayanan yang telah ada, yang dikelola oleh masyarakat sendiri, seperti pos penimbangan balita, pos KB, dan pos Imunisasi (Konsep Pengembangan Posyandu Plus, 1999).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2004, jumlah Posyandu mencapai 242.124 unit, namun hanya 40% yang menjalankan fungsinya dengan baik. Ini mengakibatkan cakupan Posyandu masih rendah, cakupan untuk balita di bawah 50% (www.google.com, Harian Kompas, 8 September 2005). aJumlah Posyandu yang telah berhasil diaktifkan kembali kini mencapai 42.221 unit di seluruh tanah air (www.google.com, Pidato Kenegaraan Presiden RI, Jakarta, 16 Agustus 2006).
Di Propinsi terdapat 4.303 atau 60 persen dari 7.173 unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), saat ini tidak berfungsi sama sekali (). Di Kabupaten jumlah Posyandu yang terdaftar di Dinas Kesehatan 894 buah, dengan perincian strata pratama 293, madya 437, purnama 143 dan mandiri 22, yang mendapat prioritas utama adalah Posyandu strata pratama dan madya di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin. Kelurahan merupakan bagian dari 21 kelurahan yang berada di Kecamatan yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten.
Di Kelurahan terdapat 6 Posyandu. Jumlah bidan yang ada 1 orang dan jumlah kader 25 orang, namun berdasarkan data yang diperoleh bahwa cakupan penimbangan balita di Posyandu Kelurahan hanya berkisar (d/s) 31% atau 47 orang dari 149 orang balita, sedangkan target penimbangan balita adalah 80% (Puskesmas Pembantu ).
Sehingga dari gambaran pelaksanaan posyandu di seluruh Indonesia dan Propinsi, ternyata cakupan Posyandu masih rendah. Demikian pula di salah satu Kecamatan Kabupaten yaitu Kecamatan Desa cakupan penimbangan balita di Posyandu hanya berkisar 31% dari 80% yang ditargetkan.
Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai balita (1-5 tahun) di posyandu Kelurahan Kecamatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah atas penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai balita (1-5 tahun) di Posyandu Kelurahan Kecamatan tahun.
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Jenis penelitian : Deskriptif
2. Subjek penelitian : Ibu-ibu yang mempunyai balita di Posyandu Kelurahan
3. Objek penelitian : Pengetahuan dan pendidikan ibu yang mempunyai balita 1-5 tahun di Posyandu Kelurahan
4. Lokasi penelitian : Desa Kecamatan
5. Waktu penelitian : April – Mei
6. Alasan penelitian : Karena cakupan kunjungan balita di Posyandu tidak sesuai target hanya 31% dari 80% yang ditargetkan.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Dengan adanya penelitian, dapat mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai balita (1-5 tahun) di posyandu, dengan begitu dapat meningkatkan cakupan penimbangan balita di Posyandu Kelurahan tahun.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran tingkat pendidikan terhadap ibu yang mempunyai balita di Posyandu Kelurahan Kecamatan tahun.
b. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan terhadap ibu yang mempunyai balita di Posyandu Posyandu Kelurahan Kecamatan tahun.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat, khususnya bagi Puskesmas Pembantu untuk perencanaan kegiatan di masa mendatang.
2. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan penimbangan balita di Posyandu.
3. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini, dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis tentang perlunya mengetahui faktor-faktor yang mendorong berdirinya suatu posyandu di komunitas yang akan menjadi acuan untuk menggiatkan posyandu secara optimal.
4. Bagi Tim Penggerak PKK
Diharapkan dapat terus meningkatkan motivasinya, dan melakukan pembinaan dan melakukan penyuluhan mengenai pentingya mengikuti kegiatan posyandu kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunyai balita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar