KTI SKRIPSI
PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG EMESIS GRAVIDARUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ABSTRAK
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Emesis Gravidarum
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kabupaten
PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG EMESIS GRAVIDARUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ABSTRAK
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Emesis Gravidarum
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kabupaten
Emesis gravidarum adalah rasa mual muntah yang terjadi pada kehamilan di trimester I ( 0-12 minggu ) yang terjadi setiap saat dan terus berlanjut sampai dengan usia 14-16 minggu setelah itu berkurang dan menghilang. Angka kejadian mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Kondisi ini tidak mempengaruhi janin asalkan sebelum hamil kondisi ibu sehat dan cukup gizi. Namun, bila mual muntah semakin berat dan terus-manerus dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi, menghambat serta membahayakan status gizi ibu dan janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil TM I tentang emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil TM I yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kabupaten yang meliputi 3 desa yaitu , dan . Dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 20 responden. Dengan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang bersifat tertutup. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data.
Dari penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa 15 responden (75%) pengetahuan baik, 3 responden (15%) berpengetahuan cukup dan 2 responden (10%) berpengetahuan kurang. Untuk itu diperlukan informasi/penyuluhan kesehatan pada ibu hamil oleh petugas kesehatan secara berkesinambungan pada setiap kunjungan ANC.
Kata kunci : Emesis Gravidarum, ibu hamil TM I, pengetahuan
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal di dalam tubuh setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa (Dorland, 2002). Konsepsi dan implantasi (nidasi) sebagai titik awal kehamilan menyebabkan keterlambatan datang bulan serta menimbulkan perubahan rohani dan jasmani. Keterlambatan datang bulan tersebut diikuti dengan perubahan subyektif seperti perasaan mual, ingin muntah, pusing kepala dan nafsu makan berkurang (Manuaba, IBG, 1999 ).
Perasaan mual dan muntah sering dialami ibu yang sedang hamil muda. Angka kejadian mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida (Sarwono, 2002). Lacroix, dkk (2000) melaporkan, emesis gravidarum (mual muntah) terjadi 75% pada wanita hamil dan lamanya berlangsung sekitar 35 hari (www.infoibu.com.2005). Menurut Suririnah (2005), hampir 50-90% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilannya). Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan 8–12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu (www.tempointeraktif.com/medika/arsip/122002/art-2.htm). Meskipun emesis gravidarum ini sering disebut juga sebagai morning sickness yang artinya sering terjadi pada pagi hari, namun menurut penelitian, 80% dari emesis gravidarum terjadi sepanjang hari (www.infoibu.com.2005).\
Banyak yang mempertanyakan penyebab dari emesis gravidarum ini. Pertanyaan ini dijawab Goodwin, dkk (1994) bahwa penyebab dari emesis gravidarum adalah terjadinya peningkatan kadar hormon dan pengaruh perubahan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan hormon ini direspon berbeda oleh wanita hamil, sehingga memiliki derajat mual yang berbeda-beda. Ada yang tidak merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum) (www.infoibu.com.2005).
Para peneliti dari Liverpool University menyebutkan bahwa pada awal masa kehamilan, morning sickness seringkali merupakan hari yang sangat menakutkan bagi ibu hamil. Hal itu sering menyebabkan menurunnya nafsu makan dan kurangnya asupan makanan yang sehat, padahal masa tersebut merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. (www.tempointeraktif.com/medika/arsip/122002/art-2.htm). Berdasarkan suatu kajian bahwa 95% wanita yang mempunyai diet yang baik akan mempunyai bayi yang sehat dan dari wanita yang makan gizi buruk hanya 8% mempunyai bayi dengan kesehatan baik (Curtis, G, 2000).
Berdasarkan data kunjungan di ruang BKIA Puskesmas Kecamatan periode bulan Januari – Maret diperoleh data 166 ibu hamil yang periksa meliputi TM I sejumlah 53 orang, TM II sejumlah 80 orang, dan TM III sejumlah 33 orang. Dari data tersebut terdapat 71 ibu hamil yang mengeluhkan mual muntah yang terdiri dari 53 ibu hamil TM I dan 18 ibu hamil TM II. Sedangkan menurut studi pendahuluan pada waktu pendataan PKL yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan pada tanggal 10-14 Maret didapatkan data ibu hamil yang mengalami mual muntah di Desa Sumberejo sejumlah 9 dari 33 ibu hamil, Desa Nambaan sejumlah 9 dari 35 ibu hamil dan Desa Toyoresmi sejumlah 8 dari 32 ibu hamil.
Disadari penulis bahwa pengetahuan sangat mendasari terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, S, 2003). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kabupaten
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kabupaten
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang definisi emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.3.2.2 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang penyebab emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.3.2.3 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang pengaruh emesis gravidarum bagi kesehatan ibu dan janin di wilayah kerja Puskesmas
1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang cara mengurangi dan mengatasi emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
1.4.1.1 Menambah wawasan bagi peneliti mengenai pengetahuan ibu hamil TM I tentang emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.4.1.2 Mengembangkan kemampuan peneliti dalam
mengaplikasikan pengetahuan tentang metode penelitian dalam masalah nyata yang ada di mayarakat.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mempertimbangkan dan evaluasi dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan khususnya penyuluhan bagi ibu hamil tentang emesis gravidarum.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan untuk pengetahuan dan informasi agar dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang emesis gravidarum dalam konteks yang berbeda.
Kehamilan merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal di dalam tubuh setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa (Dorland, 2002). Konsepsi dan implantasi (nidasi) sebagai titik awal kehamilan menyebabkan keterlambatan datang bulan serta menimbulkan perubahan rohani dan jasmani. Keterlambatan datang bulan tersebut diikuti dengan perubahan subyektif seperti perasaan mual, ingin muntah, pusing kepala dan nafsu makan berkurang (Manuaba, IBG, 1999 ).
Perasaan mual dan muntah sering dialami ibu yang sedang hamil muda. Angka kejadian mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida (Sarwono, 2002). Lacroix, dkk (2000) melaporkan, emesis gravidarum (mual muntah) terjadi 75% pada wanita hamil dan lamanya berlangsung sekitar 35 hari (www.infoibu.com.2005). Menurut Suririnah (2005), hampir 50-90% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilannya). Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan 8–12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu (www.tempointeraktif.com/medika/arsip/122002/art-2.htm). Meskipun emesis gravidarum ini sering disebut juga sebagai morning sickness yang artinya sering terjadi pada pagi hari, namun menurut penelitian, 80% dari emesis gravidarum terjadi sepanjang hari (www.infoibu.com.2005).\
Banyak yang mempertanyakan penyebab dari emesis gravidarum ini. Pertanyaan ini dijawab Goodwin, dkk (1994) bahwa penyebab dari emesis gravidarum adalah terjadinya peningkatan kadar hormon dan pengaruh perubahan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan hormon ini direspon berbeda oleh wanita hamil, sehingga memiliki derajat mual yang berbeda-beda. Ada yang tidak merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum) (www.infoibu.com.2005).
Para peneliti dari Liverpool University menyebutkan bahwa pada awal masa kehamilan, morning sickness seringkali merupakan hari yang sangat menakutkan bagi ibu hamil. Hal itu sering menyebabkan menurunnya nafsu makan dan kurangnya asupan makanan yang sehat, padahal masa tersebut merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. (www.tempointeraktif.com/medika/arsip/122002/art-2.htm). Berdasarkan suatu kajian bahwa 95% wanita yang mempunyai diet yang baik akan mempunyai bayi yang sehat dan dari wanita yang makan gizi buruk hanya 8% mempunyai bayi dengan kesehatan baik (Curtis, G, 2000).
Berdasarkan data kunjungan di ruang BKIA Puskesmas Kecamatan periode bulan Januari – Maret diperoleh data 166 ibu hamil yang periksa meliputi TM I sejumlah 53 orang, TM II sejumlah 80 orang, dan TM III sejumlah 33 orang. Dari data tersebut terdapat 71 ibu hamil yang mengeluhkan mual muntah yang terdiri dari 53 ibu hamil TM I dan 18 ibu hamil TM II. Sedangkan menurut studi pendahuluan pada waktu pendataan PKL yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan pada tanggal 10-14 Maret didapatkan data ibu hamil yang mengalami mual muntah di Desa Sumberejo sejumlah 9 dari 33 ibu hamil, Desa Nambaan sejumlah 9 dari 35 ibu hamil dan Desa Toyoresmi sejumlah 8 dari 32 ibu hamil.
Disadari penulis bahwa pengetahuan sangat mendasari terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, S, 2003). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kabupaten
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kabupaten
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang definisi emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.3.2.2 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang penyebab emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.3.2.3 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang pengaruh emesis gravidarum bagi kesehatan ibu dan janin di wilayah kerja Puskesmas
1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester I tentang cara mengurangi dan mengatasi emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
1.4.1.1 Menambah wawasan bagi peneliti mengenai pengetahuan ibu hamil TM I tentang emesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
1.4.1.2 Mengembangkan kemampuan peneliti dalam
mengaplikasikan pengetahuan tentang metode penelitian dalam masalah nyata yang ada di mayarakat.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mempertimbangkan dan evaluasi dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan khususnya penyuluhan bagi ibu hamil tentang emesis gravidarum.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan untuk pengetahuan dan informasi agar dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang emesis gravidarum dalam konteks yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar