KTI SKRIPSI
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care
Rumusan masalah: Bagaimanakah gambaran faktor pengetahuan, status ekonomi, serta sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kecamatan tahun ?.
Tujuan: Untuk mengetahui bagaimanakah gambaran faktor pengetahuan, status ekonomi, dan sikap ibu-ibu hamil terhadap ANC.
Jenis penelitian: Kuantitatif dan menggunakan desain yang diambil berdasarkan tujuannya yaitu penelitian deskriptif.
Populasi dan sampel: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas tahun , yang berjumlah 1270 jiwa. Jumlah sampel yang diambil secara Accidental sampling dengan sampel minimal 30 orang.
Analisa data: Secara Univariat dengan hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel penelitian.
Hasil dan kesimpulan: Pengetahuan ibu hamil tentang ANC terbanyak di wilayah kerja Puskesmas pada kategori sedang sebesar 60%, status ekonomi ibu hamil terbanyak di Puskesmas pada kategori rendah sebesar 56.7%, sikap ibu hamil terbanyak tentang ANC di Puskesmas berada pada kategori netral sebesar 46.7%.
Kata kunci: Antenatal care, sikap ibu hamil.
Mortalitas dan morbiditas wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dan berkembang. Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar, tahun 1989 untuk pertama kalinya di tingkat internasional diadakan konferensi tentang kematian ibu di Nairobu, Kenya. Tahun 1994 diadakan pula International Conferene on Population and Development (ICPD) di Kairo, Mesir, yang menyatakan bahwa kebutuhan kesehatan reproduksi pria dan wanita sangat vital bagi pembangunan sosial dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian intergral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau oleh masyarakat. Didalamnya termasuk pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinan dengan selamat (Saifudin, 2003).
Saat ini angka kematian ibu (AKI) dan neonatal di Indonesia masih tinggi. Menurut Survey Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) anak pada tahun 2000 yaitu 213 per 100.000 kelahiran hidup, maka hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Tingginya AKI di Indonesia tersebut erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan (Widodo, Angraini, Halim, et al, 2005). Kemiskinan, ketidaktahuan dan kebodohan serta rendahnya status wanita dalam masyarakat merupakan beberapa faktor yang ikut berperan pada tingginya AKI (Wikjosastro, 2002).
Beberapa faktor yang melatarbelakangi risiko kematian ibu adalah kurangnya partisipasi ibu yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung. Jika ditarik lebih jauh, beberapa perilaku tidak mendukung juga bisa membawa risiko. Sebanyak 16,6% perempuan menolak kehamilannya. Pasangan yang tidak ingin anak lagi (4,6%) atau menunda punya anak (4%). Upaya aborsi selalu menempatkan perempuan dalam situasi hidup dan mati. Selain jumlah anemia ibu hamil sangat tinggi (40%), rendahnya partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) paska persalinan (19,1%) mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan (Anonymous 2006).
Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan (Depkes RI, 2003).
Menurut Depkes RI (2003) komplikasi-komplikasi yang disebutkan di atas sebagian besar dapat dicegah, apabila kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui pemerikasaan antenatal yang teratur dan pertolongan yang bersih dan aman. Dalam upaya konkritnya antara lain adalah melalui upaya meningkatkan mutu dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu serta perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer, dapat juga dilakukan dengan mengembangkan konsep Audit maternal-perinatal (AMP). Selain itu di tingkat masyarakat adalah dengan cara meningkatkan pemahaman (pengetahuan, sikap, praktek dan persepsi) masyarakat tersebut dengan pelayanan ANC tersebut.
Laporan Dinas Kesehatan Kota sasaran seluruh ibu hamil di tahun 2008 adalah 22.056 jiwa. Dimana kunjungan (K1) mencapai 20,631 (94%) sedangkan (K4) mencapai 17,588 (79,73%). Dari 17 Puskesmas, Puskesmas kunjungan pertama ibu hamil sudah baik mencapai target 96% sedangkan target yang mesti dicapai yakni 94%, namun cakupan K4 masih di bawah target yakni 67,78% sedangkan target yang mesti dicapai 95%.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC di puskesmas kecamatan .
Banyak faktor yang mempengaruhi cakupan pelayanan ANC, faktor-faktor tersebut antara lain yaitu pengetahuan, status ekonomi, sikap, status pekerjaan, informasi dan jumlah kelahiran.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalahnya yaitu Bagaimanakah gambaran faktor-faktor pengetahuan, status ekonomi, serta sikap ibu-ibu hamil tehadap pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kecamatan tahun ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Diperoleh gambaran factor-faktor yang mempengaruhi cakupan kunjungan ANC di Puskesmas tahun .1.3.2 Tujuan khusus
a. Diperoleh gambaran faktor pengetahuan yang mempengaruhi Cakupan ANC di wilayah kerja Puskesmas
b. Diperoleh gambaran faktor status ekonomi yang mempengaruhi cakupan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas .
c. Diperoleh gambaran faktor sikap yang mempengaruhi cakupan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas .
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti khususnya melakukan penelitian tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC serta mengaplikasikan ilmu-ilmu tentang penelitian yang telah didapat.
b. Bagi petugas kesehatan
Dapat menjadi bahan informasi bagi petugas kesehatan khususnya pihak Puskesmas dalam hal merencanakan kegiatan atau program selanjutnya, tentang pelayanan ANC.
c. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan dan tambahan literatur di perpustakaan Akademi Kebidanan dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care
ABSTRAK
Latar belakang: Masa ante natal merupakan waktu mempersiapkan fisik serta psikis untuk melahirkan dan menjadi seorang ibu. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Januari-Desember 2008 diketahui bahwa dari 22.056 jiwa ibu hamil yang ada di , diketahui hanya 79.73% yang pergi ke Puskesmas untuk melaksanakan ANC (tidak mencapai target). Rumusan masalah: Bagaimanakah gambaran faktor pengetahuan, status ekonomi, serta sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kecamatan tahun ?.
Tujuan: Untuk mengetahui bagaimanakah gambaran faktor pengetahuan, status ekonomi, dan sikap ibu-ibu hamil terhadap ANC.
Jenis penelitian: Kuantitatif dan menggunakan desain yang diambil berdasarkan tujuannya yaitu penelitian deskriptif.
Populasi dan sampel: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas tahun , yang berjumlah 1270 jiwa. Jumlah sampel yang diambil secara Accidental sampling dengan sampel minimal 30 orang.
Analisa data: Secara Univariat dengan hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel penelitian.
Hasil dan kesimpulan: Pengetahuan ibu hamil tentang ANC terbanyak di wilayah kerja Puskesmas pada kategori sedang sebesar 60%, status ekonomi ibu hamil terbanyak di Puskesmas pada kategori rendah sebesar 56.7%, sikap ibu hamil terbanyak tentang ANC di Puskesmas berada pada kategori netral sebesar 46.7%.
Kata kunci: Antenatal care, sikap ibu hamil.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMortalitas dan morbiditas wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dan berkembang. Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar, tahun 1989 untuk pertama kalinya di tingkat internasional diadakan konferensi tentang kematian ibu di Nairobu, Kenya. Tahun 1994 diadakan pula International Conferene on Population and Development (ICPD) di Kairo, Mesir, yang menyatakan bahwa kebutuhan kesehatan reproduksi pria dan wanita sangat vital bagi pembangunan sosial dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian intergral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau oleh masyarakat. Didalamnya termasuk pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinan dengan selamat (Saifudin, 2003).
Saat ini angka kematian ibu (AKI) dan neonatal di Indonesia masih tinggi. Menurut Survey Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) anak pada tahun 2000 yaitu 213 per 100.000 kelahiran hidup, maka hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Tingginya AKI di Indonesia tersebut erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan (Widodo, Angraini, Halim, et al, 2005). Kemiskinan, ketidaktahuan dan kebodohan serta rendahnya status wanita dalam masyarakat merupakan beberapa faktor yang ikut berperan pada tingginya AKI (Wikjosastro, 2002).
Beberapa faktor yang melatarbelakangi risiko kematian ibu adalah kurangnya partisipasi ibu yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung. Jika ditarik lebih jauh, beberapa perilaku tidak mendukung juga bisa membawa risiko. Sebanyak 16,6% perempuan menolak kehamilannya. Pasangan yang tidak ingin anak lagi (4,6%) atau menunda punya anak (4%). Upaya aborsi selalu menempatkan perempuan dalam situasi hidup dan mati. Selain jumlah anemia ibu hamil sangat tinggi (40%), rendahnya partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) paska persalinan (19,1%) mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan (Anonymous 2006).
Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan (Depkes RI, 2003).
Menurut Depkes RI (2003) komplikasi-komplikasi yang disebutkan di atas sebagian besar dapat dicegah, apabila kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui pemerikasaan antenatal yang teratur dan pertolongan yang bersih dan aman. Dalam upaya konkritnya antara lain adalah melalui upaya meningkatkan mutu dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu serta perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer, dapat juga dilakukan dengan mengembangkan konsep Audit maternal-perinatal (AMP). Selain itu di tingkat masyarakat adalah dengan cara meningkatkan pemahaman (pengetahuan, sikap, praktek dan persepsi) masyarakat tersebut dengan pelayanan ANC tersebut.
Laporan Dinas Kesehatan Kota sasaran seluruh ibu hamil di tahun 2008 adalah 22.056 jiwa. Dimana kunjungan (K1) mencapai 20,631 (94%) sedangkan (K4) mencapai 17,588 (79,73%). Dari 17 Puskesmas, Puskesmas kunjungan pertama ibu hamil sudah baik mencapai target 96% sedangkan target yang mesti dicapai yakni 94%, namun cakupan K4 masih di bawah target yakni 67,78% sedangkan target yang mesti dicapai 95%.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC di puskesmas kecamatan .
Banyak faktor yang mempengaruhi cakupan pelayanan ANC, faktor-faktor tersebut antara lain yaitu pengetahuan, status ekonomi, sikap, status pekerjaan, informasi dan jumlah kelahiran.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalahnya yaitu Bagaimanakah gambaran faktor-faktor pengetahuan, status ekonomi, serta sikap ibu-ibu hamil tehadap pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kecamatan tahun ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Diperoleh gambaran factor-faktor yang mempengaruhi cakupan kunjungan ANC di Puskesmas tahun .1.3.2 Tujuan khusus
a. Diperoleh gambaran faktor pengetahuan yang mempengaruhi Cakupan ANC di wilayah kerja Puskesmas
b. Diperoleh gambaran faktor status ekonomi yang mempengaruhi cakupan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas .
c. Diperoleh gambaran faktor sikap yang mempengaruhi cakupan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas .
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti khususnya melakukan penelitian tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC serta mengaplikasikan ilmu-ilmu tentang penelitian yang telah didapat.
b. Bagi petugas kesehatan
Dapat menjadi bahan informasi bagi petugas kesehatan khususnya pihak Puskesmas dalam hal merencanakan kegiatan atau program selanjutnya, tentang pelayanan ANC.
c. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan dan tambahan literatur di perpustakaan Akademi Kebidanan dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care
Tidak ada komentar:
Posting Komentar