KTI SKRIPSI
Kandungan Zat Aktif pada Tanaman Seledri (Apium Graveolens) untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Kesehatan adalah harta yang paling berharga. Menjadi sehat adalah harapan bagi semua orang. Ketika dihadapkan dengan keadaan tidak sehat atau sakit, secara spontan manusia akan mencari cara untuk kembali sehat. Terapi medikamentosa maupun non medikamentosa akan dilakukan, dengan biaya yang terkadang tidak sedikit. Ditambah dengan berbagai faktor, seperti ketidaknyamanan terhadap efek samping obat dan sebagainya. Tingkat kepatuhan pasien terhadap terapi farmakologi pun menurun. Dan sebagian orang mencoba cara lain, seperti pengobatan herbal. Demi mengatasi penyakitnya, dan mencapai kualitas kesehatan yang lebih baik.
Pada saat ini penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbanyak yang ada diseluruh dunia. Jika dibandingkan sebelum tahun 1900an, penyakit infeksi dan malnutrisi adalah penyebab kematian terbanyak di dunia dan penyakit kardiovaskular hanya mengambil bagian <10% dari seluruh kematian. Sekarang penyakit kardiovaskular mencapai ~30% dari kematian di dunia, dan mendekati angka 40% pada negara berpendapatan tinggi dan sekitar 28% pada negara berpendapatan rendah dan menengah.1
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.2
Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa) menderita tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan cukup besar setiap tahunnya.3 Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, dari 32 provinsi didapatkan angka prevalensi 31,7% penduduk mengidap hipertensi. Hipertensi menjadi penyakit yang sering terjadi di masyarakat Indonesia baik dari golongan atas dan bawah. Dikarenakan banyak hal seperti faktor stres, makanan, lingkungan dan pekerjaan. Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi baik mulai dari tahap ringan sampai tahap berat. Sampai sekarang ini, masyarakat tidak tahu secara pasti bagaimana diagnosis dari hipertensi, tetapi bisa dari gejala yang dialami penderita.
Hipertensi merupakan faktor risiko penting penyakit jantung koroner di Indonesia, khususnya Jakarta. Hipertensi adalah keadaan tubuh kehilangan atau kurang mampu mengendalikan tekanan darah sehingga mengalami tekanan berlebih atau biasa dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Jika tidak terkendali, hipertensi dapat menimbulkan komplikasi ke otak sehingga terjadi stroke, mempengaruhi ginjal dan jantung. Risiko pada jantung dapat mencapai angka 75% berupa pembengkakan jantung (left ventricel hyperthophy), penyempitan pembuluh darah koroner (coronary artery disease), atau kombinasi keduanya. Ketiga komplikasi tersebut akan meningkatkan angka kematian kardiovaskuler atau gagal jantung.
Karena itu, pengenalan dini terhadap hipertensi serta penanggulangannya akan dapat menurunkan angka kematian tersebut. Sayangnya masyarakat sering mengabaikan hipertensi karena gejalanya sendiri kurang bermakna. Selain itu, pengetahuan tentang pengendalian hipertensi masih sangat minim, biaya pengobatan mahal karena mesti dilakukan seumur hidup, dan kampanye mengenai pengetahuan hipertensi juga minim. Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg.4 Dan di Indonesia kemungkinan angka tersebut lebih besar. Langkah awal untuk pengobatan dan pengendalian hipertensi secara non-medis bisa dilakukan dengan memulai pola hidup sehat, yakni olah raga teratur, polamakan seimbang, serta mengobati penyakit penyerta seperti diabetes. Jika penanganan non-medis ini tidak berhasil maka harus diteruskan dengan upaya medis.
Para praktisi kesehatan berusaha melakukan semua pencegahan yang memungkinkan untuk mengurangi keparahan dan faktor risiko hipertensi. Disamping dari upaya pencegahan, banyak apoteker mencari cara pengobatan medikamentosa dan tradisional. Jenis-jenis pengobatan medikamentosa banyak beredar di masyarakat luas. Obat-obat tersebut memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Dimana kekurangan tersebut mulai dari harga yang mahal, sulitnya didapat, kurangnya pemasaran, dan seringnya kurang responsif obat.
Dikarenakan pengobatan medikamentosa dirasakan sulit diterima oleh masyarakat luas, maka banyak praktisi kesehatan yang mengolah tanaman-tanaman yang sering kita jumpai sehari-hari dan ternyata banyak mengandung manfaat yang berguna untuk penderita hipertensi. Salah satu contoh tanaman tersebut ádalah seledri. Dikatakan dalam banyak jurnal bahwa tanaman seledri banyak mengandung zat aktif yang secara efektif menurunkan tekanan darah pada penyakit hipertensi. Menurut Kompas.com tanaman yang bernama Latin Apium graveolens ini memang telah dikenal banyak manfaatnya untuk kesehatan. Tak hanya daunnya saja yang memiliki khasiat, akar, buah dan biji seledri pun dapat digunakan sebagai obat.
Akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing (diuretik), buah atau bijinya sebagai pereda kejang (antispasmodik), menurunkan kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing, peluruh kentut (karminatif), afrodisiak, dan penenang (sedatif).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah setiap kandungan zat aktif pada tanaman seledri (Apium graveolens) dapat secara efektif digunakan untuk menormalkan penyempitan pembuluh darah pada penderita hipertensi?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui kegunaan setiap kandungan zat aktif yang terdapat pada tanaman seledri (Apium graveolens) untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui lebih rinci apa saja kandungan zat aktif pada tanaman seledri tersebut
2. Mengetahui kegunaan dari masing-masing zat aktif tersebut
3. Mengetahui bagaimana zat aktif tersebut menormalkan penyempitan pembuluh darah pada penderita hipertensi
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memaparkan informasi kepada masyarakat bahwa kandungan zat aktif yang sering ditemukan pada tanaman seledri banyak mengandung kegunaan yang efektif.
2. Masyarakat jadi lebih mengerti menggunakan tanaman seledri sesuai fungsinya.
3. Menarik minat-minat yang lain untuk menggali potensi tanaman-tanaman yang kita jumpai sehari-hari untuk lebih diteliti lagi.
silahkan download KTI SKRIPSI
Kandungan Zat Aktif pada Tanaman Seledri (Apium Graveolens) untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Kandungan Zat Aktif pada Tanaman Seledri (Apium Graveolens) untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKesehatan adalah harta yang paling berharga. Menjadi sehat adalah harapan bagi semua orang. Ketika dihadapkan dengan keadaan tidak sehat atau sakit, secara spontan manusia akan mencari cara untuk kembali sehat. Terapi medikamentosa maupun non medikamentosa akan dilakukan, dengan biaya yang terkadang tidak sedikit. Ditambah dengan berbagai faktor, seperti ketidaknyamanan terhadap efek samping obat dan sebagainya. Tingkat kepatuhan pasien terhadap terapi farmakologi pun menurun. Dan sebagian orang mencoba cara lain, seperti pengobatan herbal. Demi mengatasi penyakitnya, dan mencapai kualitas kesehatan yang lebih baik.
Pada saat ini penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbanyak yang ada diseluruh dunia. Jika dibandingkan sebelum tahun 1900an, penyakit infeksi dan malnutrisi adalah penyebab kematian terbanyak di dunia dan penyakit kardiovaskular hanya mengambil bagian <10% dari seluruh kematian. Sekarang penyakit kardiovaskular mencapai ~30% dari kematian di dunia, dan mendekati angka 40% pada negara berpendapatan tinggi dan sekitar 28% pada negara berpendapatan rendah dan menengah.1
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.2
Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa) menderita tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan cukup besar setiap tahunnya.3 Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, dari 32 provinsi didapatkan angka prevalensi 31,7% penduduk mengidap hipertensi. Hipertensi menjadi penyakit yang sering terjadi di masyarakat Indonesia baik dari golongan atas dan bawah. Dikarenakan banyak hal seperti faktor stres, makanan, lingkungan dan pekerjaan. Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi baik mulai dari tahap ringan sampai tahap berat. Sampai sekarang ini, masyarakat tidak tahu secara pasti bagaimana diagnosis dari hipertensi, tetapi bisa dari gejala yang dialami penderita.
Hipertensi merupakan faktor risiko penting penyakit jantung koroner di Indonesia, khususnya Jakarta. Hipertensi adalah keadaan tubuh kehilangan atau kurang mampu mengendalikan tekanan darah sehingga mengalami tekanan berlebih atau biasa dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Jika tidak terkendali, hipertensi dapat menimbulkan komplikasi ke otak sehingga terjadi stroke, mempengaruhi ginjal dan jantung. Risiko pada jantung dapat mencapai angka 75% berupa pembengkakan jantung (left ventricel hyperthophy), penyempitan pembuluh darah koroner (coronary artery disease), atau kombinasi keduanya. Ketiga komplikasi tersebut akan meningkatkan angka kematian kardiovaskuler atau gagal jantung.
Karena itu, pengenalan dini terhadap hipertensi serta penanggulangannya akan dapat menurunkan angka kematian tersebut. Sayangnya masyarakat sering mengabaikan hipertensi karena gejalanya sendiri kurang bermakna. Selain itu, pengetahuan tentang pengendalian hipertensi masih sangat minim, biaya pengobatan mahal karena mesti dilakukan seumur hidup, dan kampanye mengenai pengetahuan hipertensi juga minim. Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg.4 Dan di Indonesia kemungkinan angka tersebut lebih besar. Langkah awal untuk pengobatan dan pengendalian hipertensi secara non-medis bisa dilakukan dengan memulai pola hidup sehat, yakni olah raga teratur, polamakan seimbang, serta mengobati penyakit penyerta seperti diabetes. Jika penanganan non-medis ini tidak berhasil maka harus diteruskan dengan upaya medis.
Para praktisi kesehatan berusaha melakukan semua pencegahan yang memungkinkan untuk mengurangi keparahan dan faktor risiko hipertensi. Disamping dari upaya pencegahan, banyak apoteker mencari cara pengobatan medikamentosa dan tradisional. Jenis-jenis pengobatan medikamentosa banyak beredar di masyarakat luas. Obat-obat tersebut memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Dimana kekurangan tersebut mulai dari harga yang mahal, sulitnya didapat, kurangnya pemasaran, dan seringnya kurang responsif obat.
Dikarenakan pengobatan medikamentosa dirasakan sulit diterima oleh masyarakat luas, maka banyak praktisi kesehatan yang mengolah tanaman-tanaman yang sering kita jumpai sehari-hari dan ternyata banyak mengandung manfaat yang berguna untuk penderita hipertensi. Salah satu contoh tanaman tersebut ádalah seledri. Dikatakan dalam banyak jurnal bahwa tanaman seledri banyak mengandung zat aktif yang secara efektif menurunkan tekanan darah pada penyakit hipertensi. Menurut Kompas.com tanaman yang bernama Latin Apium graveolens ini memang telah dikenal banyak manfaatnya untuk kesehatan. Tak hanya daunnya saja yang memiliki khasiat, akar, buah dan biji seledri pun dapat digunakan sebagai obat.
Akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing (diuretik), buah atau bijinya sebagai pereda kejang (antispasmodik), menurunkan kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing, peluruh kentut (karminatif), afrodisiak, dan penenang (sedatif).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah setiap kandungan zat aktif pada tanaman seledri (Apium graveolens) dapat secara efektif digunakan untuk menormalkan penyempitan pembuluh darah pada penderita hipertensi?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui kegunaan setiap kandungan zat aktif yang terdapat pada tanaman seledri (Apium graveolens) untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui lebih rinci apa saja kandungan zat aktif pada tanaman seledri tersebut
2. Mengetahui kegunaan dari masing-masing zat aktif tersebut
3. Mengetahui bagaimana zat aktif tersebut menormalkan penyempitan pembuluh darah pada penderita hipertensi
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memaparkan informasi kepada masyarakat bahwa kandungan zat aktif yang sering ditemukan pada tanaman seledri banyak mengandung kegunaan yang efektif.
2. Masyarakat jadi lebih mengerti menggunakan tanaman seledri sesuai fungsinya.
3. Menarik minat-minat yang lain untuk menggali potensi tanaman-tanaman yang kita jumpai sehari-hari untuk lebih diteliti lagi.
Kandungan Zat Aktif pada Tanaman Seledri (Apium Graveolens) untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar