KTI SKRIPSI
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya yang di laksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, Walaupun masih di jumpai berbagai masalah dan hambatan. Untuk meningkatkan daya ungkit pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan Mencanangkan Visi terbaru yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Peningkatan pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia agar dapat memiliki daya juang dalam melaksanakan pembangunan nasional (Depkes RI, 2009).
WHO (World Health Organization) menerangkan bahwa memberikan ASI selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Beberapa penyebab kematian bayi dikarenakan gizi kurang, gizi buruk, dan gangguan pencernaan atau diare. Sementara itu , menurut UNICEF ASI Esklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia.UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah dengan pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan sejak jam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi (Sunar, 2009).
Angka kematian bayi baru lahir secara nasional adalah 34 jiwa per 1.000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak dibawah lima tahun mencapai 44 jiwa per 1.000 kelahiran hidup. Ibu-ibu melahirkan baru sekitar 22% memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Kepmenkes, 2010).
Pemberian ASI secara Esklusif dilakukan berdasarkan Kepmenkes No. 450/Menkes/SK/IV/2004, tentang pemberian air susu ibu secara eksklusif bagi bayi Indonesia menetapkan pemberian ASI secara eksklusif sejak bayi lahir sampai dengan bayi berusia enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. WHO (World Health Organization) telah merekomendasikan bahwa agar bayi baru lahir mendapat ASI Eksklusif (tanpa tambahan apa-apa) selama enam bulan , sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai dengan pertumbuhan optimal (Depkes, 2007).
ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lainnya, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur enam bulan. Salah satu kekaguman kita tentang cinta Tuhan Kepada umatnya kita dapat rasakan ketika ibu mulai menyusui bayinya dengan ASI (Air Susu Ibu). Proses ini merupakan mukjizat yang harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. ASI dikatakan sebagai mukjizat, hal ini dapat kita pahami dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa tidak ada makanan di dunia ini yang sesempurna ASI (Hubertin, 2003).
WHO menganjurkan pemberian ASI Eksklusif, yaitu ASI saja tanpa tambahan apapun selama 6 bulan pertama. Berbagai penelitian menunjukan bahwa pemberian ASI saja dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi hingga bersusia 6 bulan (RSP Cibubur, 2010).
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas di mulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI), sejak dini. Terutama pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia enam bulan. Dalam meningkatkan program ASI Eksklusif seorang ibu berperan sangat dominan dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya. Peran seorang ibu dalam keluarga adalah sebagai pengasuh, pendidik, pelindung bagi sanak-anaknya. Saat ini banyak Ibu-ibu yang berperan selain ibu rumah tangga juga sebagai pencari nafkah, sehingga waktu untuk menyusui bayinya sangat kurang dan kebutuhan nutrisi atau makanan bergizi tidak terpenuhi (Utami, 2000).
Banyak alasan yang sering didapat dalam masyarakat mengapa tidak memberikan ASI secara ekslusif. Alasan itu seperti budaya, mitos serta pengetahuan atau pemahaman ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif masih kurang di kalangan masyarakat (Nadin, 2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2009 terlihat bahwa jumlah bayi sebanyak 43.389 jiwa, bayi yang diberi ASI ekslusif sebanyak 20.274 bayi (46.7%), sedangkan bayi yang tidak diberi ASI ekslusif sebanyak 23.115 bayi (53.3%) (Dinkes sulteng, 2009).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten pada tahun terlihat bahwa jumlah sasaran pada bayi sebanyak 2242 bayi, dengan jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif sebanyak 1391 bayi (62%), dan bayi yang tidak diberi ASI ekslusif sebanyak 848 bayi (38%) (Dinkes Kabupaten , ).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Kabupaten pada tahun dari bulan Januari-April sebanyak 672 bayi, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI ekslusif 137 bayi (20,4%), sedangkan bayi yang mendapat MP-ASI sebelum 6 bulan sebanyak 535 bayi (79,6%) (Puskesmas , ).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas kecamatan tahun ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan tahun ?”.
C. Tujuan Penelitian
Diketahuinya pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan tahun .
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi Akademi Kebidanan Graha Ananda Sulawesi Tengah agar dapat menjadi bahan pustaka bagi mahasiswa yang akan datang
2. Institusi Puskesmas
Sebagai bahan acuan dalam peningkatan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan .
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman yang paling berharga dalam penerapan metode penelitian.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan informasi dan bahan acuan untuk peneliti berikutnya mengenai ASI Eksklusif.
silahkan download KTI SKRIPSI
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangTujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya yang di laksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, Walaupun masih di jumpai berbagai masalah dan hambatan. Untuk meningkatkan daya ungkit pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan Mencanangkan Visi terbaru yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Peningkatan pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia agar dapat memiliki daya juang dalam melaksanakan pembangunan nasional (Depkes RI, 2009).
WHO (World Health Organization) menerangkan bahwa memberikan ASI selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Beberapa penyebab kematian bayi dikarenakan gizi kurang, gizi buruk, dan gangguan pencernaan atau diare. Sementara itu , menurut UNICEF ASI Esklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia.UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah dengan pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan sejak jam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi (Sunar, 2009).
Angka kematian bayi baru lahir secara nasional adalah 34 jiwa per 1.000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak dibawah lima tahun mencapai 44 jiwa per 1.000 kelahiran hidup. Ibu-ibu melahirkan baru sekitar 22% memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Kepmenkes, 2010).
Pemberian ASI secara Esklusif dilakukan berdasarkan Kepmenkes No. 450/Menkes/SK/IV/2004, tentang pemberian air susu ibu secara eksklusif bagi bayi Indonesia menetapkan pemberian ASI secara eksklusif sejak bayi lahir sampai dengan bayi berusia enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. WHO (World Health Organization) telah merekomendasikan bahwa agar bayi baru lahir mendapat ASI Eksklusif (tanpa tambahan apa-apa) selama enam bulan , sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai dengan pertumbuhan optimal (Depkes, 2007).
ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lainnya, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur enam bulan. Salah satu kekaguman kita tentang cinta Tuhan Kepada umatnya kita dapat rasakan ketika ibu mulai menyusui bayinya dengan ASI (Air Susu Ibu). Proses ini merupakan mukjizat yang harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. ASI dikatakan sebagai mukjizat, hal ini dapat kita pahami dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa tidak ada makanan di dunia ini yang sesempurna ASI (Hubertin, 2003).
WHO menganjurkan pemberian ASI Eksklusif, yaitu ASI saja tanpa tambahan apapun selama 6 bulan pertama. Berbagai penelitian menunjukan bahwa pemberian ASI saja dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi hingga bersusia 6 bulan (RSP Cibubur, 2010).
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas di mulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI), sejak dini. Terutama pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia enam bulan. Dalam meningkatkan program ASI Eksklusif seorang ibu berperan sangat dominan dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya. Peran seorang ibu dalam keluarga adalah sebagai pengasuh, pendidik, pelindung bagi sanak-anaknya. Saat ini banyak Ibu-ibu yang berperan selain ibu rumah tangga juga sebagai pencari nafkah, sehingga waktu untuk menyusui bayinya sangat kurang dan kebutuhan nutrisi atau makanan bergizi tidak terpenuhi (Utami, 2000).
Banyak alasan yang sering didapat dalam masyarakat mengapa tidak memberikan ASI secara ekslusif. Alasan itu seperti budaya, mitos serta pengetahuan atau pemahaman ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif masih kurang di kalangan masyarakat (Nadin, 2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2009 terlihat bahwa jumlah bayi sebanyak 43.389 jiwa, bayi yang diberi ASI ekslusif sebanyak 20.274 bayi (46.7%), sedangkan bayi yang tidak diberi ASI ekslusif sebanyak 23.115 bayi (53.3%) (Dinkes sulteng, 2009).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten pada tahun terlihat bahwa jumlah sasaran pada bayi sebanyak 2242 bayi, dengan jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif sebanyak 1391 bayi (62%), dan bayi yang tidak diberi ASI ekslusif sebanyak 848 bayi (38%) (Dinkes Kabupaten , ).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Kabupaten pada tahun dari bulan Januari-April sebanyak 672 bayi, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI ekslusif 137 bayi (20,4%), sedangkan bayi yang mendapat MP-ASI sebelum 6 bulan sebanyak 535 bayi (79,6%) (Puskesmas , ).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas kecamatan tahun ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan tahun ?”.
C. Tujuan Penelitian
Diketahuinya pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan tahun .
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi Akademi Kebidanan Graha Ananda Sulawesi Tengah agar dapat menjadi bahan pustaka bagi mahasiswa yang akan datang
2. Institusi Puskesmas
Sebagai bahan acuan dalam peningkatan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan .
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman yang paling berharga dalam penerapan metode penelitian.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan informasi dan bahan acuan untuk peneliti berikutnya mengenai ASI Eksklusif.
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar