KTI SKRIPSI
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Alat Kontrasepsi Suntik
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa KecKabTahun Penelitian ini bersikap deskriptif dengan menggunakan data primer yang diambil melalui metode survey dengan pendekatan menggunakan kuesioner yang diajukan pada responden.
Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik mayoritas mayoritas ibu berpengetahuan cukup sebanyak 25 orang (62,5%), berdasarkan kelompok umur 20-35 tahun mayoritas cukup sebanyak 15 orang (37,5%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas pendidikan SMP berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (32,5%), berdasarkan paritas dengan multipara mayoritas ibu berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (37,5%). Dan berdasarkan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga yang berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (25%). Dapat kita lihat bahwa sumber informasi mayoritas ibu memperoleh informasi dari tenaga kesehatan berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (37,5%). Dari penelitian ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa mayoritas ibu yang mengetahui tentang alat kontrasepsi suntik adalah ibu yang berusia 20-35 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia reproduktif, mayoritas berpendidikan SMP, dan ibu multigrapida.
Berdasarkan hal diatas diharapkan kepada pihak yang terkait khususnya tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas, khususnya ibu-ibu tentang KB suntik agar pengetahuan ibu bertambah.
Kata kunci : Pengetahuan, Alat kontrasepsi suntik
ABSTRACT
New paradigm of family planning program (KB) has changed the national family realize its vision of quality in 2015. In Indonesia, the participants recorded 51.21% of family planning acceptors chose as a contraceptive injection, 40.02% chose pills, 4.93% chose implants, choose the IUD and other 2.72 1.11%.
Has done research that aims to determine the extent of maternal knowledge about contraceptive injections Desa KecKab.Deli Penelitian Serdang this year to be descriptive by using primary data collected by survey method using the approach questionnaire submitted to the respondent.
The results were obtained knowledge of mothers about injectable contraceptives knowledgeable enough majority of the majority of mothers were 25 men (62.5%), based on the age group 20-35 years the majority quite as much as 15 people (37.5%), based on the level of education the majority of junior high school education knowledgeable enough, there were 13 people (32.5%), based on parity with the majority of multiparous mothers knowledgeable enough for 15 people (37.5%). And based on maternal occupation as housewife, as many as 10 people knowledgeable enough (25%). We can see that the majority of information sources to obtain information from the mother's health personnel knowledgeable enough for 15 people (37.5%). From this research we draw the conclusion that the majority of mothers who knew about injectable contraceptives were mothers aged 20-35 years, where age is a reproductive age, the
Majority of junior high school educated, and mother multigrapida.
Based on above, is expected to related parties, particularly health professionals to improve service to the wider community, especially the mothers about family planning knowledge capital injections in order to grow.
Key words: Knowledge, contraceptive injection
Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).
Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan pada tahun 2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2004, dengan perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP 2000 tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki dan 3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971 sampai dengan 2004 jumlah penduduk meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali lipat dari 5,77% menjadi 10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk telah berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk factor kesehatan penduduknya. Angka pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 menjadi 31,57% (Dinkes Sumut, 2010).
Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Di Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih IUD dan lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non Kontrasepsi Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap Pria (MOP) dan Kontap Wanita (MOW) kurang diminati (Anonymous, 2010).
Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun 2003 adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif. Factor-faktor yang mempengaruhi ibu memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, dan tidak perlu menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto, 2004).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850 (76,23%) dari seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS. Realisasi peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD 557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).
Di Kabupaten , jumlah PUS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah PUS sekitar 272.383 dan meningkat menjadi 282.391 pada tahun 2008. Dari jumlah tersebut 69,93% adalah akseptor aktif yang jumlahnya meningkat dibandingkan tahun 2007 (BPS, 2009).
Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan oleh beberapa factor seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Berdasarkan prevalensi factor umur ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat tinggi pada usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan alasan mereka belum memiliki anak atau jumlah anak yang mereka miliki belum dirasakan cukup (BKKBN, 2010)
Dari hasil penelitian Supianti pada tahun 2006 tentang pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik, dari 50 orang responden didapatkan pada ibu berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (42%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 27 orang (54%) dan yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 2 orang (4%). Dari survey awal yang dilakukan di Desa , didapat dari 10 ibu akseptor KB hanya 4 ibu yang mengerti tentang KB suntik.
Berdasarkan data dan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik di Desa Kec KabTahun ”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik di Desa KecKabTahun ”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat Kontrasepsi suntik di Desa Kab Tahun
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan umur.
1.3.2.2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan pendidikan.
1.3.2.3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan paritas.
1.3.2.4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan pekerjaan.
1.3.2.5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan sumber informasi.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti.
Untuk menambah pengetahuan peneliti dan menambah pengalaman peneliti dalam mengaplikasikan yang juga berguna untuk pelaksanaan kesehatan kepada masyarakat nantinya.
1.4.2. Bagi tempat Peneliti.
Sebagai tambahan informasi kepada Desa agar lebih meningkatkan pengetahuan atau memberikan penyuluhan kepada ibu tentang KB Suntik
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sumber bacaan khususnya bagi mahasiswi Akademi Kebidanan dan pembendaharaan bacaan pada perpustakaan di Akademi Kebidanan
1.4.4. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi bagi ibu tentang alat kontrasepsi suntik.
1.4.5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan pengetahuan ibu terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik serta untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Alat Kontrasepsi Suntik
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Alat Kontrasepsi Suntik
ABSTRAK
Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Di Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi,40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72 memilih IUD dan lainnya 1,11%.Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa KecKabTahun Penelitian ini bersikap deskriptif dengan menggunakan data primer yang diambil melalui metode survey dengan pendekatan menggunakan kuesioner yang diajukan pada responden.
Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik mayoritas mayoritas ibu berpengetahuan cukup sebanyak 25 orang (62,5%), berdasarkan kelompok umur 20-35 tahun mayoritas cukup sebanyak 15 orang (37,5%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas pendidikan SMP berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (32,5%), berdasarkan paritas dengan multipara mayoritas ibu berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (37,5%). Dan berdasarkan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga yang berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (25%). Dapat kita lihat bahwa sumber informasi mayoritas ibu memperoleh informasi dari tenaga kesehatan berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (37,5%). Dari penelitian ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa mayoritas ibu yang mengetahui tentang alat kontrasepsi suntik adalah ibu yang berusia 20-35 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia reproduktif, mayoritas berpendidikan SMP, dan ibu multigrapida.
Berdasarkan hal diatas diharapkan kepada pihak yang terkait khususnya tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas, khususnya ibu-ibu tentang KB suntik agar pengetahuan ibu bertambah.
Kata kunci : Pengetahuan, Alat kontrasepsi suntik
ABSTRACT
New paradigm of family planning program (KB) has changed the national family realize its vision of quality in 2015. In Indonesia, the participants recorded 51.21% of family planning acceptors chose as a contraceptive injection, 40.02% chose pills, 4.93% chose implants, choose the IUD and other 2.72 1.11%.
Has done research that aims to determine the extent of maternal knowledge about contraceptive injections Desa KecKab.Deli Penelitian Serdang this year to be descriptive by using primary data collected by survey method using the approach questionnaire submitted to the respondent.
The results were obtained knowledge of mothers about injectable contraceptives knowledgeable enough majority of the majority of mothers were 25 men (62.5%), based on the age group 20-35 years the majority quite as much as 15 people (37.5%), based on the level of education the majority of junior high school education knowledgeable enough, there were 13 people (32.5%), based on parity with the majority of multiparous mothers knowledgeable enough for 15 people (37.5%). And based on maternal occupation as housewife, as many as 10 people knowledgeable enough (25%). We can see that the majority of information sources to obtain information from the mother's health personnel knowledgeable enough for 15 people (37.5%). From this research we draw the conclusion that the majority of mothers who knew about injectable contraceptives were mothers aged 20-35 years, where age is a reproductive age, the
Majority of junior high school educated, and mother multigrapida.
Based on above, is expected to related parties, particularly health professionals to improve service to the wider community, especially the mothers about family planning knowledge capital injections in order to grow.
Key words: Knowledge, contraceptive injection
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).
Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan pada tahun 2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2004, dengan perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP 2000 tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki dan 3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971 sampai dengan 2004 jumlah penduduk meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali lipat dari 5,77% menjadi 10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk telah berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk factor kesehatan penduduknya. Angka pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 menjadi 31,57% (Dinkes Sumut, 2010).
Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Di Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih IUD dan lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non Kontrasepsi Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap Pria (MOP) dan Kontap Wanita (MOW) kurang diminati (Anonymous, 2010).
Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun 2003 adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif. Factor-faktor yang mempengaruhi ibu memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, dan tidak perlu menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto, 2004).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850 (76,23%) dari seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS. Realisasi peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD 557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).
Di Kabupaten , jumlah PUS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah PUS sekitar 272.383 dan meningkat menjadi 282.391 pada tahun 2008. Dari jumlah tersebut 69,93% adalah akseptor aktif yang jumlahnya meningkat dibandingkan tahun 2007 (BPS, 2009).
Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan oleh beberapa factor seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Berdasarkan prevalensi factor umur ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat tinggi pada usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan alasan mereka belum memiliki anak atau jumlah anak yang mereka miliki belum dirasakan cukup (BKKBN, 2010)
Dari hasil penelitian Supianti pada tahun 2006 tentang pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik, dari 50 orang responden didapatkan pada ibu berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (42%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 27 orang (54%) dan yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 2 orang (4%). Dari survey awal yang dilakukan di Desa , didapat dari 10 ibu akseptor KB hanya 4 ibu yang mengerti tentang KB suntik.
Berdasarkan data dan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik di Desa Kec KabTahun ”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik di Desa KecKabTahun ”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat Kontrasepsi suntik di Desa Kab Tahun
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan umur.
1.3.2.2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan pendidikan.
1.3.2.3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan paritas.
1.3.2.4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan pekerjaan.
1.3.2.5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik di Desa Kab. tahun berdasarkan sumber informasi.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti.
Untuk menambah pengetahuan peneliti dan menambah pengalaman peneliti dalam mengaplikasikan yang juga berguna untuk pelaksanaan kesehatan kepada masyarakat nantinya.
1.4.2. Bagi tempat Peneliti.
Sebagai tambahan informasi kepada Desa agar lebih meningkatkan pengetahuan atau memberikan penyuluhan kepada ibu tentang KB Suntik
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sumber bacaan khususnya bagi mahasiswi Akademi Kebidanan dan pembendaharaan bacaan pada perpustakaan di Akademi Kebidanan
1.4.4. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi bagi ibu tentang alat kontrasepsi suntik.
1.4.5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan pengetahuan ibu terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntik serta untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Alat Kontrasepsi Suntik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar