KTI SKRIPSI
Hubungan konsumsi teh terhadap Kejadian Gastritis
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal ini mengarahkan para dokter kepada suatu diagnosa gastritis, dimana untuk memastikannya dibutuhkan suatu pemeriksaan penunjang lainnya seperti endoscopy. 1
Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun dan umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun. Sedangkan di Asia Tenggara, insiden terjadinya gastritis sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2 % yang secara substantial lebih tingggi daripada populasi di Barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.2
Sebagian besar onset penyakit gastritis yang terjadi di negara maju mengenai usia tua. Hal ini berbeda dengan di negara berkembang yang onset penyakitnya mengenai usia dini. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Menurut Maulidiyah dan Unun pada tahun 2006, di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%.1,3,4
Faktor- faktor risiko yang dapat menyebabkan gastritis antara lain adalah adanya infeksi Helicobacter pylori, kebiasaan merokok, makan makanan yang pedas, obat-obatan NSAID, pola makan yang salah, alkohol dan stres. Namun menurut pengamatan seorang dokter ahli bedah, Hiromi Sinya, MD, dilihat dari data riwayat makan 300.000 pasiennya menunjukkan bahwa pasien-pasien yang sering mengkonsumsi banyak teh sebagai bagian dari konsumsi harian mereka lebih sering menderita penyakit gastritis dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi teh. 5
Di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan 1 berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas Kelurahan 1, banyak warga yang memiliki kebiasaan minum teh sebagai bagian dari konsumsi harian mereka. Berdasarkan data kunjungan pasien pada tahun terdapat sebanyak 1058 pasien menderita gastritis. Gastritis menempati urutan kedua setelah ISPA dari sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan 1 pada tahun. Dari data yang diperoleh dari kepala Puskesmas Kelurahan 1, usia tersering penderita gastritis ialah antara 20- 50 tahun. Kemudian dari data laporan kunjungan pengobatan bulan April – Agustus 2010, tercatat insiden gastritis 386 pasien wanita berusia minimal 20 tahun. Masih sedikitnya penelitian yang melakukan penelitian untuk mengetahui korelasi antara gastritis dan teh. Oleh karena itu hal ini mendasari penulis untuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi teh pekat dua gelas per hari sebagai salah satu faktor resiko terjadinya gastritis di wilayah Puskesmas Kelurahan 1.
I. 2. Perumusan masalah
I.2.1. Pernyataan masalah
Tingginya angka kejadian gastritis pada pasien wanita usia minimal 20 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan.
I.2.2. Pertanyaan masalah
1. Berapa banyak pasien wanita usia minimal 20 tahun yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas per hari ?
2. Berapa banyak pasien wanita usia minimal 20 tahun yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas beli per hari dan menderita gastritis ?
3. Adakah hubungan antara orang yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas per hari dengan gastritis di Puskesmas Kelurahan 1?
4. Adakah hubungan antara berapa lama konsumsi teh lebih dari dua gelas per hari hingga dapat menimbulkan gastritis pada pasien di Puskesamas Kelurahan 1 ?
I.3. Tujuan
I.3.1. Tujuan umum
Diturunkannya angka kejadian gastritis pada pasien wanita usia minimal 20 tahun di wilayah kerja Puskemas Kelurahan 1.
I.3.2. Tujuan khusus
1. Diketahui banyaknya pasien wanita usia minimal 20 tahun yang datang ke balai pengobatan di Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas per hari.
2. Diketahui jumlah pasien wanita berusia minimal 20 tahun yang datang ke balai pengobatan di Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas belimbing per hari dan menderita gastritis.
3. Diketahui hubungan antara orang yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas belimbing per hari dan menderita gastritis di Puskesmas Kelurahan 1.
4. Diketahui hubungan antara berapa lamanya konsumsi teh lebih dari dua gelas per hari hingga timbulnya gastritis.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian bagi responden :
- Responden dapat mengetahui resiko terjadinya gastritis pada orang yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas belimbing per hari.
Manfaat bagi puskesmas :
- Sebagai data atau bahan bagi Puskesmas untuk menentukan program pembinaan atau penyuluhan tentang gastritis.
Manfaat penelitian bagi peneliti :
- Mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian.
- Memperkaya wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat pada umumnya terutama yang berkaitan dengan bidang yang diteliti.
- Hasil penelitian dapat dijadikan bahan atau acuan dalam penelitian selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
Hubungan konsumsi teh terhadap Kejadian Gastritis
Hubungan konsumsi teh terhadap Kejadian Gastritis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakangGastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal ini mengarahkan para dokter kepada suatu diagnosa gastritis, dimana untuk memastikannya dibutuhkan suatu pemeriksaan penunjang lainnya seperti endoscopy. 1
Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun dan umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun. Sedangkan di Asia Tenggara, insiden terjadinya gastritis sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2 % yang secara substantial lebih tingggi daripada populasi di Barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.2
Sebagian besar onset penyakit gastritis yang terjadi di negara maju mengenai usia tua. Hal ini berbeda dengan di negara berkembang yang onset penyakitnya mengenai usia dini. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Menurut Maulidiyah dan Unun pada tahun 2006, di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%.1,3,4
Faktor- faktor risiko yang dapat menyebabkan gastritis antara lain adalah adanya infeksi Helicobacter pylori, kebiasaan merokok, makan makanan yang pedas, obat-obatan NSAID, pola makan yang salah, alkohol dan stres. Namun menurut pengamatan seorang dokter ahli bedah, Hiromi Sinya, MD, dilihat dari data riwayat makan 300.000 pasiennya menunjukkan bahwa pasien-pasien yang sering mengkonsumsi banyak teh sebagai bagian dari konsumsi harian mereka lebih sering menderita penyakit gastritis dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi teh. 5
Di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan 1 berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas Kelurahan 1, banyak warga yang memiliki kebiasaan minum teh sebagai bagian dari konsumsi harian mereka. Berdasarkan data kunjungan pasien pada tahun terdapat sebanyak 1058 pasien menderita gastritis. Gastritis menempati urutan kedua setelah ISPA dari sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan 1 pada tahun. Dari data yang diperoleh dari kepala Puskesmas Kelurahan 1, usia tersering penderita gastritis ialah antara 20- 50 tahun. Kemudian dari data laporan kunjungan pengobatan bulan April – Agustus 2010, tercatat insiden gastritis 386 pasien wanita berusia minimal 20 tahun. Masih sedikitnya penelitian yang melakukan penelitian untuk mengetahui korelasi antara gastritis dan teh. Oleh karena itu hal ini mendasari penulis untuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi teh pekat dua gelas per hari sebagai salah satu faktor resiko terjadinya gastritis di wilayah Puskesmas Kelurahan 1.
I. 2. Perumusan masalah
I.2.1. Pernyataan masalah
Tingginya angka kejadian gastritis pada pasien wanita usia minimal 20 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan.
I.2.2. Pertanyaan masalah
1. Berapa banyak pasien wanita usia minimal 20 tahun yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas per hari ?
2. Berapa banyak pasien wanita usia minimal 20 tahun yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas beli per hari dan menderita gastritis ?
3. Adakah hubungan antara orang yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas per hari dengan gastritis di Puskesmas Kelurahan 1?
4. Adakah hubungan antara berapa lama konsumsi teh lebih dari dua gelas per hari hingga dapat menimbulkan gastritis pada pasien di Puskesamas Kelurahan 1 ?
I.3. Tujuan
I.3.1. Tujuan umum
Diturunkannya angka kejadian gastritis pada pasien wanita usia minimal 20 tahun di wilayah kerja Puskemas Kelurahan 1.
I.3.2. Tujuan khusus
1. Diketahui banyaknya pasien wanita usia minimal 20 tahun yang datang ke balai pengobatan di Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas per hari.
2. Diketahui jumlah pasien wanita berusia minimal 20 tahun yang datang ke balai pengobatan di Puskesmas Kelurahan 1 yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas belimbing per hari dan menderita gastritis.
3. Diketahui hubungan antara orang yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas belimbing per hari dan menderita gastritis di Puskesmas Kelurahan 1.
4. Diketahui hubungan antara berapa lamanya konsumsi teh lebih dari dua gelas per hari hingga timbulnya gastritis.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian bagi responden :
- Responden dapat mengetahui resiko terjadinya gastritis pada orang yang mengkonsumsi teh lebih dari dua gelas belimbing per hari.
Manfaat bagi puskesmas :
- Sebagai data atau bahan bagi Puskesmas untuk menentukan program pembinaan atau penyuluhan tentang gastritis.
Manfaat penelitian bagi peneliti :
- Mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian.
- Memperkaya wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat pada umumnya terutama yang berkaitan dengan bidang yang diteliti.
- Hasil penelitian dapat dijadikan bahan atau acuan dalam penelitian selanjutnya.
Hubungan konsumsi teh terhadap Kejadian Gastritis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar