KTI SKRIPSI
Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Inti Kebidanan dengan Sikap terhadap Profesi Bidan
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan merupakan sektor paling penting dalam pembangunan nasional dan dijadikan sebagai andalan untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun potensi manusia. Pada akhirnya akan membantu manusia meningkatkan sumber daya pembangunan (1).
Untuk mencapai hal tersebut, penyelenggaraan pendidikan terutama untuk tenaga kesehatan profesional harus memiliki beberapa variabel penting yaitu diantaranya input (tenaga kependidikan, mahasiswi, sarana prasarana), proses (kurikulum dan penatalaksaan program) dan out put (lulusan yang berkualitas) sesuai dengan tuntutan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat (2).
Sesuai dengan salah satu variabel di atas, jelas mahasiswi dituntut untuk menjadi lulusan berkualitas. Untuk menjadi lulusan berkualitas, dalam proses pendidikan salah satunya dapat dilihat dengan penguasaannya terhadap materi yang diajarkan. Penguasaan kemudian ditunjukan dengan prestasi belajarnya. Prestasi belajar sendiri merupakan wujud hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang telah dilakukan selama berada dalam aktivitas pembelajaran. Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita (3).
Prestasi belajar dilihat pada saat dilakukan pengujian pada mata kuliah yang berhubungan. Untuk melihat penguasaan mahasiswa, maka dalam pendidikan kebidanan terdapat mata kuliah yang mengacu pada kurikulum DIII Kebidanan (berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. HK.00.06.2.4.1583 Tahun 2002). Dalam kurikulum tersebut, terdapat Mata kuliah inti kebidanan yang seharusnya dikuasai oleh mahasiswi sebagai calon bidan. Mata kuliah tersebut adalah Askeb I, Askeb II, Askeb III, Askeb IV, Askeb V, Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Kesehatan Reproduksi, Pelayanan KB, Dokumentasi Kebidanan, PKK (Praktik Klinik Kebidanan), Konsep Kebidanan, Etika Profesi, Komunikasi dan Konseling, Mutu Layanan Kebidanan, Metoda Penelitian, dan KTI (Karya Tulis Ilmiah). Mata kuliah tersebut kemudian dijabarkan dalam kompetensi berdasarkan peran dan fungsinya sebagai bidan (2).
Di sisi lain, Jika pengetahuan tersebut baik, apakah sikap mahasiswi terhadap profesinya baik? Dalam realitasnya, mahasiswi kebidanan harus memiliki sikap yang baik terhadap profesinya, karena dia akan menjadi seorang bidan. Apabila sikap terhadap profesinya baik, maka dia akan cenderung mencintai profesinya karena sikap umumnya sulit untuk dirubah (5).
Menurut survey yang dilakukan oleh IBI, tercatat hingga saat ini terdapat sekolah kebidanan berjenjang diploma 3 berjumlah 120. Di Kota sendiri, terdapat sekitar 6 sekolah kebidanan jenjang DIII (20), salah satunya yaitu STIKes .
Sekolah Tinggi Kesehatan merupakan Sekolah Tinggi Kesehatan yang memiliki jurusan kebidanan di dalamnya. Jurusan Kebidanan itu sendiri memiliki 2 penggolongan kelas besar yaitu kelas reguler dan kelas karyawan. Berbeda dengan kelas karyawan yang telah menjadi bidan sebelumnya, kelas reguler ini merupakan lulusan dari SMU. Tentu saja dengan kuliahnya mahasiswa kelas reguler tersebut ke jurusan kebidanan, mereka nantinya ingin menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang. Selama mereka mengikuti proses perkuliahan, mereka bersaing agar memiliki prestasi belajar yang baik. Diharapkan, dengan nilai yang baik, akan lebih paham mengenai dunia kebidanan itu sendiri.
Hal ini sesuai dengan Visi DIII Kebidanan STIKes yaitu bahwa mereka ingin menghasilkan bidan yang kompeten, sesuai perkembangan IPTEK, berjiwa entrerpreneur, serta berdaya saing tinggi pada Tahun 2015. Untuk menjadi bidan yang kompeten sesuai dengan visi tersebut, maka lulusannya diharapkan memiliki kecintaan tinggi dengan profesinya dan hal itu ditunjukan dengan sikapnya kepada profesinya. Namun berdasarkan voting, sekitar 60% mahasiswi semester V bersekolah di STIKes berdasarkan kehendak orangtua.
Hal ini menimbulkan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Inti Kebidanan dengan Sikap Terhadap Profesi Bidan di STIKes ”.
1.2. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan di STIKes .
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan terhadap profesi bidan di STIKes .
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Untuk mendapatkan gambaran penguasaan mata kuliah inti kebidanan di STIKes .
2) Untuk mendapatkan gambaran sikap terhadap profesi bidan di STIKes .
3) Untuk mengetahui adakah hubungan antara penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan di STIKes .
1.4. Manfaat
1) Bagi Institusi
Merupakan sumbangan pemikiran penyusunan program pendidikan terutama dalam hubungan penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan.
2) Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan atau wawasan khususnya mengenai dunia pendidikan kebidanan.
3) Bagi Penulis
Dapat memberikan pengalaman, menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai hubungan penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan.
silahkan download KTI SKRIPSI
Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Inti Kebidanan dengan Sikap terhadap Profesi Bidan
Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Inti Kebidanan dengan Sikap terhadap Profesi Bidan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan merupakan sektor paling penting dalam pembangunan nasional dan dijadikan sebagai andalan untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun potensi manusia. Pada akhirnya akan membantu manusia meningkatkan sumber daya pembangunan (1).
Untuk mencapai hal tersebut, penyelenggaraan pendidikan terutama untuk tenaga kesehatan profesional harus memiliki beberapa variabel penting yaitu diantaranya input (tenaga kependidikan, mahasiswi, sarana prasarana), proses (kurikulum dan penatalaksaan program) dan out put (lulusan yang berkualitas) sesuai dengan tuntutan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat (2).
Sesuai dengan salah satu variabel di atas, jelas mahasiswi dituntut untuk menjadi lulusan berkualitas. Untuk menjadi lulusan berkualitas, dalam proses pendidikan salah satunya dapat dilihat dengan penguasaannya terhadap materi yang diajarkan. Penguasaan kemudian ditunjukan dengan prestasi belajarnya. Prestasi belajar sendiri merupakan wujud hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang telah dilakukan selama berada dalam aktivitas pembelajaran. Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita (3).
Prestasi belajar dilihat pada saat dilakukan pengujian pada mata kuliah yang berhubungan. Untuk melihat penguasaan mahasiswa, maka dalam pendidikan kebidanan terdapat mata kuliah yang mengacu pada kurikulum DIII Kebidanan (berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. HK.00.06.2.4.1583 Tahun 2002). Dalam kurikulum tersebut, terdapat Mata kuliah inti kebidanan yang seharusnya dikuasai oleh mahasiswi sebagai calon bidan. Mata kuliah tersebut adalah Askeb I, Askeb II, Askeb III, Askeb IV, Askeb V, Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Kesehatan Reproduksi, Pelayanan KB, Dokumentasi Kebidanan, PKK (Praktik Klinik Kebidanan), Konsep Kebidanan, Etika Profesi, Komunikasi dan Konseling, Mutu Layanan Kebidanan, Metoda Penelitian, dan KTI (Karya Tulis Ilmiah). Mata kuliah tersebut kemudian dijabarkan dalam kompetensi berdasarkan peran dan fungsinya sebagai bidan (2).
Di sisi lain, Jika pengetahuan tersebut baik, apakah sikap mahasiswi terhadap profesinya baik? Dalam realitasnya, mahasiswi kebidanan harus memiliki sikap yang baik terhadap profesinya, karena dia akan menjadi seorang bidan. Apabila sikap terhadap profesinya baik, maka dia akan cenderung mencintai profesinya karena sikap umumnya sulit untuk dirubah (5).
Menurut survey yang dilakukan oleh IBI, tercatat hingga saat ini terdapat sekolah kebidanan berjenjang diploma 3 berjumlah 120. Di Kota sendiri, terdapat sekitar 6 sekolah kebidanan jenjang DIII (20), salah satunya yaitu STIKes .
Sekolah Tinggi Kesehatan merupakan Sekolah Tinggi Kesehatan yang memiliki jurusan kebidanan di dalamnya. Jurusan Kebidanan itu sendiri memiliki 2 penggolongan kelas besar yaitu kelas reguler dan kelas karyawan. Berbeda dengan kelas karyawan yang telah menjadi bidan sebelumnya, kelas reguler ini merupakan lulusan dari SMU. Tentu saja dengan kuliahnya mahasiswa kelas reguler tersebut ke jurusan kebidanan, mereka nantinya ingin menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang. Selama mereka mengikuti proses perkuliahan, mereka bersaing agar memiliki prestasi belajar yang baik. Diharapkan, dengan nilai yang baik, akan lebih paham mengenai dunia kebidanan itu sendiri.
Hal ini sesuai dengan Visi DIII Kebidanan STIKes yaitu bahwa mereka ingin menghasilkan bidan yang kompeten, sesuai perkembangan IPTEK, berjiwa entrerpreneur, serta berdaya saing tinggi pada Tahun 2015. Untuk menjadi bidan yang kompeten sesuai dengan visi tersebut, maka lulusannya diharapkan memiliki kecintaan tinggi dengan profesinya dan hal itu ditunjukan dengan sikapnya kepada profesinya. Namun berdasarkan voting, sekitar 60% mahasiswi semester V bersekolah di STIKes berdasarkan kehendak orangtua.
Hal ini menimbulkan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Inti Kebidanan dengan Sikap Terhadap Profesi Bidan di STIKes ”.
1.2. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan di STIKes .
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan terhadap profesi bidan di STIKes .
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Untuk mendapatkan gambaran penguasaan mata kuliah inti kebidanan di STIKes .
2) Untuk mendapatkan gambaran sikap terhadap profesi bidan di STIKes .
3) Untuk mengetahui adakah hubungan antara penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan di STIKes .
1.4. Manfaat
1) Bagi Institusi
Merupakan sumbangan pemikiran penyusunan program pendidikan terutama dalam hubungan penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan.
2) Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan atau wawasan khususnya mengenai dunia pendidikan kebidanan.
3) Bagi Penulis
Dapat memberikan pengalaman, menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai hubungan penguasaan mata kuliah inti kebidanan dengan sikap terhadap profesi bidan.
Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Inti Kebidanan dengan Sikap terhadap Profesi Bidan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar