Minggu, 14 April 2013

Hubungan Tingkat Stres terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja SMA

KTI SKRIPSI
Hubungan Tingkat Stres terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja SMA

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1.    Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang sempurna. Dalam perjalnan hidup, masa remaja adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak – kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai mencapai tanggung jawab masa remaja. Batasan usia remaja adalah 10 sampai 20 tahun. (WHO,2002)
Dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Masa remaja ini juga merupakan periode pencarian identitas diri, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan psikologisnya. Oleh karena itu sering terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres. (Desti,2010). Tugas – tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan – harapan baru yang dialami remaja membuat remaja mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku.(IDAI,2008). Gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan – tekanan yang dialami remaja akibat perubahan fisik atau psikis, perubahan lingkungan sosial, kebimbangan mencari identitas diri, minat dalam pendidikan, minat seks dan perilaku seks atau mulai beradaptasi dengan lawan jenis, sehingga keadaan emosional pun sering mengalami ketidakseimbangan. (Yusuf,2004) .
Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan fungsi fisiologis. Perubahan tubuh disertai dengan perkembangan bertahap dari karateristik seksual primer dan sekunder, misalnya pada remaja putri ditandai dengan menarche ( menstruasi pertama kali) (Kaplan,2002).
Ciri khas kedewasaan wanita adalah menstruasi. Pada wanita siklus yang berulang di dalam aksis hipotalamus, hipofisis, dan ovarium  menyebabkan pematangan dan pelepasan gamet dari ovarium untuk persiapan uterus dalam kehamilan jika terjadi fertilisasi. Namun, jika tidak terjadi konsepsi, setiap siklus berakhir dengan perdarahan menstruasi (Heffener,2008)
Stres merupakan suatu respons fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Sriarti,2008). Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak gangguan . Misalnya mengacaukan siklus menstruasi. Namun, hubungan antara stres dan siklus menstruasi ini sangat kompleks dan pemahaman kita mengenai hubungan ini masih sangat terbatas. Stres atau kecemasan dapat mengacaukan siklus menstruasi karena pusat stres di otak sangat dekat dengan pusat pengaturan siklus menstruasi di otak (Riani,2005)
Stres dan kecemasan sebagai rangsangan melalui sistem saraf diteruskan ke susunan saraf pusat, yaitu sistem limbik, selanjutnya melalui saraf autonom (simpatis dan parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar – kelenjar endokrin.(Sriarti,2008). Neuroendokrin menuju hipofisis melalui sistem prontal mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Leutinizing Hormone (LH) dan nantinya akan mempengaruhi terjadinya proses menstruasi (Sherwood,2001). Stres berkelanjutan dapat menyebabkan depresi, yaitu apabila sense of control  atau kemampuan untuk mengatasi stres seseorang kurang baik (Desti,2010).
Menstruasi adalah suatu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina bersamaan dengan darah (Wiknjosastro,2007). Siklus Menstruasi adalah jarak dimulainya menstruasi sampai menstruasi berikutnya (Sherwood,2001). Siklus menstruasi berkisar antara 21 – 35 hari (Wikbjosastro,2007). Hanya 10 – 15 % wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause (Baso,1999).
Beberapa studi, menyatakan bahwa prevalensi pada populasi wanita usia 18-55 tahun mengalami gangguan dengan menstruasinya  dan juga dari hasil penelitian pelajar lebih sering menunjukkan variasi menstruasi yang bermasalah, seperti menstruasi tidak teratur. Siklus menstruasi yang abnormal berhubungan dengan stres psikologi (Nepomnaschy, 2007), dan dari hasil penelitian beberapa studi juga menjelaskan bahwa sewaktu stres terjadi aktivasi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal bersama-sama dengan sistem saraf autonom yang menyebabkan beberapa perubahan, diantaranya pada sistem reproduksi yakni siklus menstruasi yang abnormal (Nevid,2005; Pinel, 2009; Carlson, 2005; Sriarti, 2008). Dari data beberapa hasil studi dikatakan bahwa pelajar perawat di Kusyu University dilaporkan sebanyak 34% mengalami menstruasi tidak teratur akibat stress (Onimura dan Yamaguchi, 1996), penelitian di Jepang, terdapat 63% pelajar mahasiswi mengalami menstruasi tidak teratur (Yamamoto dkk, 2009).
 Pada remaja suka mengeluh tentang sekolah, misalkan kegiatan belajar, banyaknya tugas – tugas, ketakutan menghadapi ujian akhir juga minat terhadap pendidikan jenjang yang lebih tinggi untuk meraihnya dan lain – lainnya dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi. Stres dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada hormon dan dapat menyebabkan kegagalan ovulasi pada wanita sehingga terjadinya menstruasi (Desti,2010). Faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh gaya hidup, gizi, usia dan faktor stres.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan timbul pemikiran untuk mengetahui lebih lanjut dan peniliti tertarik untuk membuktikan kebenaran hasil penelitian-penelitian tersebut di kalangan remaja kelas XII di SMAN . Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian serupa, tetapi perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah subyek penelitian dan waktu penelitian


I. 2.     Perumusan Masalah
Berdasarkan alasan pemilihan judul permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada remaja kelas XII di SMAN ?”

I. 3.    Tujuan Penelitian
I. 3. 1.    Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada remaja putri kelas XII di SMAN .
I. 3. 2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1.    Mengetahui gambaran tingkat stres pada remaja kelas XII IPA di SMA Negeri
2.    Mengetahui gambaran tingkat stres pada remaja kelas XII IPS di SMA Negeri
3.    Mengetahui gambaran siklus menstruasi pada remaja kelas XII IPA di SMA Negeri
4.    Mengetahui gambaran siklus menstruasi pada remaja kelas XII IPS di SMA Negerri
5.    Mengetahui hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada remaja kelas XII IPA di SMA Negeri
6.    Mengetahui hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada remaja kelas XII di SMA Negeri
7.    Mengetahui hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada remaja kelas XII di SMA Negeri
8.    Mengetahui hubungan jurusan kelas terhadap tingkat stres pada remaja kelas XII di SMA Negeri

I. 4.    Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1.    Subjek Penelitian
Mengetahui hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi
2.    Diri sendiri
Untuk menambah wawasan tentang ilmu kedokteran khususnya tentang hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi serta untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat khususnya ilmu CRP (Commmunity Research Program)
3.    Tempat dilakukan penelitian
Sebagai data yang menggambarkan angka tingkat stres pada remaja kelas XII di institusi tersebut, sehingga diharapkan dapat dilakukan cara mengendalikan dan manajemen stres agar masalah tersebut tidak sampai menyebabkan gangguan yang lebih lanjut.
4.    Pemerintah dan Praktisi Kesehatan
Sebagai sumber informasi bagi pemerintah dan praktisi kesehatan agar lebih memperhatikan masalah kesehatan psikologis berupa tingkat stres karena mempunyai dampak terhadap gangguan siklus menstruasi.
5.    Masyarakat umum
Sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan sehingga diharapkan masyarakat dapat mengatasi, mengelola, mengendalikan stres karena dapat berdampak pada siklus menstruasi.
6.    Masyarakat Ilmiah
Sebagai data untuk penelitian selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
Hubungan Tingkat Stres terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja SMA
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar: