KTI SKRIPSI
Pengaruh Konsumsi Sumber Vitamin A (SUVITA) terhadap Tingkat Kecukupan Vitamin A pada Anak Balita
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumnsi sumber vitamin A (SUVITA) sayuran / hewani dan konsumsi vitamin A terhadap tingkat kecukupan Vitmin A pada Anak Balita. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Adapun populasinya yaitu seluruh anak usia balita di wilayah kerja Puskesmas dan besarnya sample sebanyak 74 sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 74 sampel anak balita yang konsumsi vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus sebanyak 62 (83.8%) dan yang tidak menerima sebanyak 12 (16.2%), yang mnerima kapsul vitamin A biru sebanyak 34 (45.9%) dan yang tidak menerima sebanyak 40 (54.1%). Sedangkan anka balita yang konsumsi SUVITA sayurannya cukup sebanyak 55 (74.3%) dan kurang sebanyak 19(15.7%) dan anak balita yang konsumsi SUVITA hewannya cukup sebanyak 2(2.7%) dan kurang sebanyak 72 (97.3%). Adapun tingkat kecukupan vitamin A nya yang kurang sebanyak 9(12.2%) dan cukup sebanyak 65(87.8%).
` Pada akhirnya dengan melihat konsumsi SUVITA sayuran/hewani yang masih kurang dapat mencari alternative lain dalam upaya peningkatan asupan vitamin A melalui konsumsi makanan dan lain lain, dan perlu diadakan penyuluhan tentang pentingnya pemberian kapsul vitamin A pada anak sampai berumur 5 tahun.
Program pelita VI ditegaskan bahwa program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan sehingga berdampak pada perbaikan atau keadaan status gizi masyarakat oleh karena itu program perbaikan memberikan prioritas pada penurunan prevalensi masalah gizi utama seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi besi dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY). (Kodyat, 19997)
KVA merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, meskipun KVA tingkat berat (Xeropthalmia) sudah jarang ditemui tapi KVA tingkat subklinis yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala nyata masih menimpa masyarakat luas. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar vitamin A dalam darah yang erat kaitannya dengan tingkat penyakit infeksi dan kematian pada balita. (Depkes, 1995)
Perhatian terhadap keadaan gizi anak sekolah sebagai upaya untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia, melalui peningkatan proses perkembangan intelektual anak dapat diwujudkan dengan intake gizi yang tepat dan adekuat sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung optimal. Sebaliknya kekurangan zat gizi seperti zat mikro dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan organ vital, bahkan bisa menimbulkan cacat bawaan yang sulit diperbaiki. (Hadju, 1998)
Hasil survey tahun 1992 di 15 propinsi menunjukkan Indonesia telah berhasil menurunkan prevalensi KVA dari angka Xeropthalmia (1,3 % pada tahun 1978 menjadi 0,33 % pada tahun 1989) Tiga dari 15 propinsi yang di survei prevalensi Xeropthalmia masih menjadi masalah kesehatan (0,5 %) kriteria WHO) adalah SULSEL (2,9 %), MALUKU (0,8 %), SULUT (0,6 %). Dimana prevalensi yang tertinggi adalah 2,9 % pada SULSEL (WHO, 2003)
Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2004 dari Puskesmas terdapat jumlah balita sebanyak 1835 dan yang mendapat kapsul vitamin A sebanyak 1060 atau 57,7% sedangkan target yang diharapkan yaitu 90%. Menurut keterangan dari petugas kesehatan setempat bahwa sebagian ibu yang balitanya tidak mendapatkan kapsul vitamin A disebabkan karena kurang mengetahui tentang pentingnya atau manfaat mengkonsumsi kapsul vitamin A.
Dalam menanggulangi masalah KVA telah dilakukan program pemberian kapsul Vitamin A pada anak balita setiap bulan February dan Agustus pada ibu yang baru melahirkan. Untuk penanggulangan dalam jangka panjang dilakukan program peningkatan konsumsi makanan sumber Vitamin A alamiah (SUVITA) baik dari sayur-sayuran maupun buah-buahan. (Hadju, 1997).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh pola konsumsi Suvita sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak balita tersebut. Penelitian diadakan di wilayah kerja Puskesmas karena wilayah ini berada pada lingkungan pemukiman kumuh dimana rata-rata tingkat pendapatan dan pendidikan masih rendah. sedangkan responden yang diambil adalah ibu yang mempunyai anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas .Diharapkan melalui penelitian ini tingkat kecukupan vitamin A dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi Suvita sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A, yang merupakan program pencegahan dan penanggulangan kapsul vitamin A pada anak Balita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan apakah ada pengaruh konsumsi sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak Balita.
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi sumber vitamin A (Suvita) sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak Balita.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi sumber vitamin A (SUVITA) sayuran dan hewani terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak Balita
2. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin Apada anak Balita
D. Manfaat Penelitian
1. Merupakan masukan bagi instansi kesehatan terkait, baik program di instansi tingkat I maupun program lokal di daerah sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam upaya penanggulangan masalah gizi kesehatan masyarakat.
2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bacaan yang dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan merupakan referensi bagi peneliti selanjutnya.
3. Penelitian adalah pengalaman berharga bagi peneliti sendiri dalam memperluas wawasan dan pengetahuan, khususnya di bidang gizi kesehatan masyarakat.
silahkan download KTI SKRIPSI
Pengaruh Konsumsi Sumber Vitamin A (SUVITA) terhadap Tingkat Kecukupan Vitamin A pada Anak Balita
Pengaruh Konsumsi Sumber Vitamin A (SUVITA) terhadap Tingkat Kecukupan Vitamin A pada Anak Balita
ABSTRAK
Pengaruh Konsumsi Sumber vitamin A (SUVITA) terhadap tingkat kecukupan Vitamin A Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas. KVA merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, meskipun KVA tingkat berat (Xeropthalmia) sudah jarang ditemui, tapi KVA tingkat berat (Xeropthalmia) sudah jarang menampakkan gejala nyata yang masih menimpa masyarakat luas. Hasil survei tahun 1992 di 15 propinsi menunjukkan Indonesia telah berhasil menurunkan prevalensi KVA dari angka Xerapthalmia (1.3 % pada tahun 1978 menjadi 0.33 % pada tahun 1989 ) tiga dari 15 propinsi yang disurvei prevalensi Xeropthalmia masih menjadi masalah kesehatan (0.5% , kriteria WHO ) adalah SUL ( 2.9 % ), Maluku (0.8 %), SULUT ( 0.6 % ). Dimana prevalensi yang tertinggi adalah 22.9 % pada SUL SEL (WHO, 2003). Dan berdasarkan data yang diperoleh tahun 2004 dari Puskesmas terdapat jumlah Balita sebanyak 1835 dan yang mendapat kapsul vitamin A sebanyak 1060 atau 57.7 % sedangkan target yang diharapkan yaitu 90 %.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumnsi sumber vitamin A (SUVITA) sayuran / hewani dan konsumsi vitamin A terhadap tingkat kecukupan Vitmin A pada Anak Balita. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Adapun populasinya yaitu seluruh anak usia balita di wilayah kerja Puskesmas dan besarnya sample sebanyak 74 sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 74 sampel anak balita yang konsumsi vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus sebanyak 62 (83.8%) dan yang tidak menerima sebanyak 12 (16.2%), yang mnerima kapsul vitamin A biru sebanyak 34 (45.9%) dan yang tidak menerima sebanyak 40 (54.1%). Sedangkan anka balita yang konsumsi SUVITA sayurannya cukup sebanyak 55 (74.3%) dan kurang sebanyak 19(15.7%) dan anak balita yang konsumsi SUVITA hewannya cukup sebanyak 2(2.7%) dan kurang sebanyak 72 (97.3%). Adapun tingkat kecukupan vitamin A nya yang kurang sebanyak 9(12.2%) dan cukup sebanyak 65(87.8%).
` Pada akhirnya dengan melihat konsumsi SUVITA sayuran/hewani yang masih kurang dapat mencari alternative lain dalam upaya peningkatan asupan vitamin A melalui konsumsi makanan dan lain lain, dan perlu diadakan penyuluhan tentang pentingnya pemberian kapsul vitamin A pada anak sampai berumur 5 tahun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangProgram pelita VI ditegaskan bahwa program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan sehingga berdampak pada perbaikan atau keadaan status gizi masyarakat oleh karena itu program perbaikan memberikan prioritas pada penurunan prevalensi masalah gizi utama seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi besi dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY). (Kodyat, 19997)
KVA merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, meskipun KVA tingkat berat (Xeropthalmia) sudah jarang ditemui tapi KVA tingkat subklinis yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala nyata masih menimpa masyarakat luas. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar vitamin A dalam darah yang erat kaitannya dengan tingkat penyakit infeksi dan kematian pada balita. (Depkes, 1995)
Perhatian terhadap keadaan gizi anak sekolah sebagai upaya untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia, melalui peningkatan proses perkembangan intelektual anak dapat diwujudkan dengan intake gizi yang tepat dan adekuat sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung optimal. Sebaliknya kekurangan zat gizi seperti zat mikro dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan organ vital, bahkan bisa menimbulkan cacat bawaan yang sulit diperbaiki. (Hadju, 1998)
Hasil survey tahun 1992 di 15 propinsi menunjukkan Indonesia telah berhasil menurunkan prevalensi KVA dari angka Xeropthalmia (1,3 % pada tahun 1978 menjadi 0,33 % pada tahun 1989) Tiga dari 15 propinsi yang di survei prevalensi Xeropthalmia masih menjadi masalah kesehatan (0,5 %) kriteria WHO) adalah SULSEL (2,9 %), MALUKU (0,8 %), SULUT (0,6 %). Dimana prevalensi yang tertinggi adalah 2,9 % pada SULSEL (WHO, 2003)
Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2004 dari Puskesmas terdapat jumlah balita sebanyak 1835 dan yang mendapat kapsul vitamin A sebanyak 1060 atau 57,7% sedangkan target yang diharapkan yaitu 90%. Menurut keterangan dari petugas kesehatan setempat bahwa sebagian ibu yang balitanya tidak mendapatkan kapsul vitamin A disebabkan karena kurang mengetahui tentang pentingnya atau manfaat mengkonsumsi kapsul vitamin A.
Dalam menanggulangi masalah KVA telah dilakukan program pemberian kapsul Vitamin A pada anak balita setiap bulan February dan Agustus pada ibu yang baru melahirkan. Untuk penanggulangan dalam jangka panjang dilakukan program peningkatan konsumsi makanan sumber Vitamin A alamiah (SUVITA) baik dari sayur-sayuran maupun buah-buahan. (Hadju, 1997).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh pola konsumsi Suvita sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak balita tersebut. Penelitian diadakan di wilayah kerja Puskesmas karena wilayah ini berada pada lingkungan pemukiman kumuh dimana rata-rata tingkat pendapatan dan pendidikan masih rendah. sedangkan responden yang diambil adalah ibu yang mempunyai anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas .Diharapkan melalui penelitian ini tingkat kecukupan vitamin A dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi Suvita sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A, yang merupakan program pencegahan dan penanggulangan kapsul vitamin A pada anak Balita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan apakah ada pengaruh konsumsi sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak Balita.
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi sumber vitamin A (Suvita) sayuran/hewani dan konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak Balita.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi sumber vitamin A (SUVITA) sayuran dan hewani terhadap tingkat kecukupan vitamin A pada anak Balita
2. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi kapsul vitamin A terhadap tingkat kecukupan vitamin Apada anak Balita
D. Manfaat Penelitian
1. Merupakan masukan bagi instansi kesehatan terkait, baik program di instansi tingkat I maupun program lokal di daerah sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam upaya penanggulangan masalah gizi kesehatan masyarakat.
2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bacaan yang dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan merupakan referensi bagi peneliti selanjutnya.
3. Penelitian adalah pengalaman berharga bagi peneliti sendiri dalam memperluas wawasan dan pengetahuan, khususnya di bidang gizi kesehatan masyarakat.
Pengaruh Konsumsi Sumber Vitamin A (SUVITA) terhadap Tingkat Kecukupan Vitamin A pada Anak Balita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar