KTI SKRIPSI
Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Berbagai Metode Kontrasepsi terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi yang Digunakan di Lingkungan
Indonesia adalah salah satu dari lima negara berkembang yang memberi kontribusi besar pada pertambahan penduduk dunia yang pada tahun 2050 diperkirakan berjumlah 9 miliar jiwa. Oleh karena itu, kegagalan pengendalian penduduk di lima negara akan mempengaruhi penduduk dunia secara keseluruhan. Empat negara berkembang lainnya yang memberi kontribusi terhadap jumlah penduduk dunia adalah India, Pakistan, Brazil dan Nigeria (Media Indonesia, 2010).
Selama kurun waktu 2000-2005 jumlah penduduk Indonesia cenderung meningkat, tahun 2000 sebanyak 205,1 juta jiwa, tahun 2005 meningkat menjadi 218,9 juta jiwa dan tahun 2006 meningkat lagi menjadi 222,2 juta jiwa dengan kepadatan penduduk 117,6 jiwa per km2 (DEPKES RI, 2010). Berdasarkan data sementara hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 237.556.353 jiwa (Gemari, 2010). Penduduk bertambah sekitar 32,5 juta jiwa selama 10 tahun terakhir. Selama periode 2000-2010, rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai hampir 1,5% per tahun, lebih tinggi dari proyeksi pemerintah, sebesar 1,3% (Media Indonesia, 2010).
Dari hasil sensus penduduk tahun 2000, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat sebesar 3.821.134 yang terdiri dari laki-laki 1850.241 perempuan 1.970.893, sedangkan pada tahun 2005 jumlah penduduk NTB sebesar 4.184.411 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,62%. Penduduk tersebut tersebar di sembilan (9) kabupaten/kota yakni Lombok Barat (17,3%), Lombok Tengah (19,4%), Lombok Timur (25,4%), Kota Mataram (8,24%), Sumbawa Barat (2,34%), Sumbawa (11,5%), Dompu (4,7%), Bima dan Kota Bima (13,1%) (BKKBN, 2008).
Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah sementara penduduk Nusa Tenggara Barat berdasarkan sensus penduduk 2010 mencapai 4,4 juta jiwa, yang terdiri dari 2,1 juta laki-laki dan 2,3 juta perempuan. Dari total jumlah jumlah penduduk tersebut, sebanyak 70,42% tersebar di pulau Lombok, sedangkan di pulau Sumbawa sebesar 29,58%. Kabupaten/kota di NTB yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kabupaten Lombok Timur sebanyak 1,1 juta jiwa lebih, disusul Kabupaten Lombok Tengah 859.309 jiwa, Lombok Barat 306.486 jiwa. Selanjutnya Kabupaten Bima sebanyak 438.522 jiwa, Sumbawa 415.363 jiwa, Kota Mataram 402.296 jiwa, Kabupaten Dompu 218.984 jiwa, Lombok Utara 199.904 jiwa, Kota Bima 142.443 jiwa dan Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 114.754 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk NTB per tahun selama sepuluh tahun terakhir (2000 – 2010) sebesar 1,17%. Laju pertumbuhan penduduk Pulau Sumbawa mencapai 1,29%, lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk di Pulau Lombok yang mencapai 1,10%. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat yakni sebesar 2,71%, sedangkan terendah di Kabupaten Lombok Timur 0,78% ( BPS, 2010 ).
Jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dalam rangka mengurangi pertambahan penduduk maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengendalikan fertilitas yang instrumen utamanya adalah Program Keluarga Berencana (KB).
Menurut WHO (World Health Organisation) Expert Committee 1970, Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Maryani, 2008).
Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Setiap keluarga dinamis memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan. Paradigma baru program KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) menjadi “keluarga berkualitas 2015” untuk mewujudkan keluarga berkualitas, yaitu keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah 2 anak lebih baik, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Prawirohardjo, 2003).
Pada periode 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk adalah 1,97%, tahun 1990-2000 turun menjadi 1,45% dan tahun 2000-2006 turun lagi menjadi 1,34%. Total Fertility Rate (TFR) tahun 1971 adalah 5,6 per wanita pasangan usia subur (PUS), tahun 1980-1990 turun menjadi 2,34 dan pada tahun 2000-2005 turun lagi menjadi 2,28 (Manuaba, 1998). Angka ini menunjukkan penurunan TFR dari waktu ke waktu tetapi belum mencapai target nasional yaitu 2,1 ( BPS, 2007 ).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan peningkatan Contraseptive Prevalence Rate (CPR) dari 54,7% (tahun 1994) menjadi 57,4% (tahun 1997) dan 60,3% (tahun 2002-2003). Pada tahun 2007 yang menggunakan alat kontrasepsi 61,4%. Sebanyak 31,6% menggunakan suntik, pil 13,2 %, IUD 4,8%, implan 2,8%, kondom 1,3%, vasektomi dan tubektomi 7,7 % (BKKBN, 2008).
Data sementara sensus penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Mataram sementara adalah 402,3 ribu jiwa, yang terdiri dari 198,9 ribu laki-laki dan 203,4 ribu perempuan. Kecamatan Ampenan adalah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 78,6 ribu jiwa. Sedangkan kecamatan yang terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Sekarbela yakni sebanyak 53,1 ribu jiwa. Meskipun demikian, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Sekarbela adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Mataram yakni sebesar 3,94% ( BPS, 2010 ).
Pada tahun 2009 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kecamatan Sekarbela adalah 7.444 jiwa sedangkan tahun 2010 meningkat menjadi 7.967 jiwa. Kelurahan sendiri memiliki jumlah PUS 1.664 pada tahun 2009 dan 2.038 pada tahun 2010. Pada bulan Desember 2010 tercatat jumlah peserta KB aktif di Kelurahan 1129 orang, sebanyak 138 ibu menggunakan metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET) dan 991 ibu menggunakan Non MKET. Jumlah PUS di Lingkungan tahun 2010 sebesar 652 orang dengan jumlah peserta KB sebesar 424 orang.
Adapun program strategi dalam pelayanan kontrasepsi yang dikembangkan selama ini adalah mengarah kepada pemakaian MKET yang terdiri dari Intra Uterine Device (IUD), implan, dan kontrasepsi mantap (BPS, 2005). Keberhasilan program KB dapat ditunjukkan dari beberapa indikator seperti pancapaian target KB baru, cakupan peserta KB aktif terhadap PUS dan persentase peserta KB aktif Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) (BKKBN, 2001).
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan bukan hanya oleh terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga karena ketidaktahuan ibu tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 2003). Selain itu, banyak faktor yang mengakibatkan tidak semua pasangan usia subur mengikuti program KB. Beberapa faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada umumnya adalah umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, penghasilan/ekonomi, tarif pelayanan, dukungan keluarga (Mardiyo, 1999).
Berdasarkan pada uraian di atas, maka kajian karya tulis ilmiah ini diarahkan untuk mengetahui pengetahuan wanita usia reproduksi sehat terhadap berbagai metode kontrasepsi, hal tersebut dianggap penting mengingat pengetahuan wanita usia reproduksi sehat terhadap metode kontrasepsi secara benar menentukan pencapaian target pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dimaklumi bahwa alat kontrasepsi mampu berfungsi optimal apabila akseptor memahami terhadap cara memilih alat kontrasepsi yang tepat, keuntungan dan kerugian masing-masing metode kontrasepsi, dan efek samping alat kontrasepsi tersebut. Sehubungan dengan hal di atas, maka kajian karya tulis ilmiah ini di arahkan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan wanita pasangan usia subur (PUS) tentang berbagai metode kontrasepsi terhadap pemilihan jenis kontrasepsi di Lingkungan Kelurahan Kecamatan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian sebagai berikut: “ bagaimanakah pengaruh pengetahuan ibu tentang berbagai metode kontrasepsi terhadap pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan di Lingkungan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisa pengaruh pengetahuan ibu tentang berbagai metode kontrasepsi dengan pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui karakteristik ibu akseptor KB di Lingkungan .
2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi di Lingkungan .
3. Mengetahui prevalensi penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menurut jenis kontrasepsi di Lingkungan .
4. Menganalisis pengaruh pengetahuan ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi di Lingkungan .
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk Masyarakat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang program Keluarga Berencana.
2. Agar masyarakat khususnya wanita usia reproduksi sehat dapat mengetahui keuntungan dan kerugian serta efek samping alat-alat kontrasepsi yang ada sehingga dapat lebih tepat dalam memilih alat kontrasepsi.
1.4.2 Untuk Pemerintah/Instansi Terkait
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengetahui prevalensi pengguna alat kontrasepsi.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam mempromosikan program Keluarga Berencana khusunya tentang penggunaan metode-metode kontrasepsi yang lebih efektif.
1.4.3 Untuk Peneliti/Akademik
1. Sebagai syarat kelulusan program studi S1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar.
2. Meningkatkan keilmuan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi tuntutan IPTEK.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama di bangku kuliah.
4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua yang membacanya atau dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian yang lebih lanjut.
1.5 Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan pemilihan metode kontrasepsi menurut tingkat pengetahuan.
H1 : Terdapat perbedaan pemilihan metode kontrasepsi menurut tingkat pengetahuan.
silahkan download KTI SKRIPSI
Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Berbagai Metode Kontrasepsi terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi yang Digunakan di Lingkungan
Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Berbagai Metode Kontrasepsi terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi yang Digunakan di Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangIndonesia adalah salah satu dari lima negara berkembang yang memberi kontribusi besar pada pertambahan penduduk dunia yang pada tahun 2050 diperkirakan berjumlah 9 miliar jiwa. Oleh karena itu, kegagalan pengendalian penduduk di lima negara akan mempengaruhi penduduk dunia secara keseluruhan. Empat negara berkembang lainnya yang memberi kontribusi terhadap jumlah penduduk dunia adalah India, Pakistan, Brazil dan Nigeria (Media Indonesia, 2010).
Selama kurun waktu 2000-2005 jumlah penduduk Indonesia cenderung meningkat, tahun 2000 sebanyak 205,1 juta jiwa, tahun 2005 meningkat menjadi 218,9 juta jiwa dan tahun 2006 meningkat lagi menjadi 222,2 juta jiwa dengan kepadatan penduduk 117,6 jiwa per km2 (DEPKES RI, 2010). Berdasarkan data sementara hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 237.556.353 jiwa (Gemari, 2010). Penduduk bertambah sekitar 32,5 juta jiwa selama 10 tahun terakhir. Selama periode 2000-2010, rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai hampir 1,5% per tahun, lebih tinggi dari proyeksi pemerintah, sebesar 1,3% (Media Indonesia, 2010).
Dari hasil sensus penduduk tahun 2000, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat sebesar 3.821.134 yang terdiri dari laki-laki 1850.241 perempuan 1.970.893, sedangkan pada tahun 2005 jumlah penduduk NTB sebesar 4.184.411 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,62%. Penduduk tersebut tersebar di sembilan (9) kabupaten/kota yakni Lombok Barat (17,3%), Lombok Tengah (19,4%), Lombok Timur (25,4%), Kota Mataram (8,24%), Sumbawa Barat (2,34%), Sumbawa (11,5%), Dompu (4,7%), Bima dan Kota Bima (13,1%) (BKKBN, 2008).
Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah sementara penduduk Nusa Tenggara Barat berdasarkan sensus penduduk 2010 mencapai 4,4 juta jiwa, yang terdiri dari 2,1 juta laki-laki dan 2,3 juta perempuan. Dari total jumlah jumlah penduduk tersebut, sebanyak 70,42% tersebar di pulau Lombok, sedangkan di pulau Sumbawa sebesar 29,58%. Kabupaten/kota di NTB yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kabupaten Lombok Timur sebanyak 1,1 juta jiwa lebih, disusul Kabupaten Lombok Tengah 859.309 jiwa, Lombok Barat 306.486 jiwa. Selanjutnya Kabupaten Bima sebanyak 438.522 jiwa, Sumbawa 415.363 jiwa, Kota Mataram 402.296 jiwa, Kabupaten Dompu 218.984 jiwa, Lombok Utara 199.904 jiwa, Kota Bima 142.443 jiwa dan Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 114.754 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk NTB per tahun selama sepuluh tahun terakhir (2000 – 2010) sebesar 1,17%. Laju pertumbuhan penduduk Pulau Sumbawa mencapai 1,29%, lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk di Pulau Lombok yang mencapai 1,10%. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat yakni sebesar 2,71%, sedangkan terendah di Kabupaten Lombok Timur 0,78% ( BPS, 2010 ).
Jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dalam rangka mengurangi pertambahan penduduk maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengendalikan fertilitas yang instrumen utamanya adalah Program Keluarga Berencana (KB).
Menurut WHO (World Health Organisation) Expert Committee 1970, Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Maryani, 2008).
Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Setiap keluarga dinamis memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan. Paradigma baru program KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) menjadi “keluarga berkualitas 2015” untuk mewujudkan keluarga berkualitas, yaitu keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah 2 anak lebih baik, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Prawirohardjo, 2003).
Pada periode 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk adalah 1,97%, tahun 1990-2000 turun menjadi 1,45% dan tahun 2000-2006 turun lagi menjadi 1,34%. Total Fertility Rate (TFR) tahun 1971 adalah 5,6 per wanita pasangan usia subur (PUS), tahun 1980-1990 turun menjadi 2,34 dan pada tahun 2000-2005 turun lagi menjadi 2,28 (Manuaba, 1998). Angka ini menunjukkan penurunan TFR dari waktu ke waktu tetapi belum mencapai target nasional yaitu 2,1 ( BPS, 2007 ).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan peningkatan Contraseptive Prevalence Rate (CPR) dari 54,7% (tahun 1994) menjadi 57,4% (tahun 1997) dan 60,3% (tahun 2002-2003). Pada tahun 2007 yang menggunakan alat kontrasepsi 61,4%. Sebanyak 31,6% menggunakan suntik, pil 13,2 %, IUD 4,8%, implan 2,8%, kondom 1,3%, vasektomi dan tubektomi 7,7 % (BKKBN, 2008).
Data sementara sensus penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Mataram sementara adalah 402,3 ribu jiwa, yang terdiri dari 198,9 ribu laki-laki dan 203,4 ribu perempuan. Kecamatan Ampenan adalah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 78,6 ribu jiwa. Sedangkan kecamatan yang terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Sekarbela yakni sebanyak 53,1 ribu jiwa. Meskipun demikian, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Sekarbela adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Mataram yakni sebesar 3,94% ( BPS, 2010 ).
Pada tahun 2009 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kecamatan Sekarbela adalah 7.444 jiwa sedangkan tahun 2010 meningkat menjadi 7.967 jiwa. Kelurahan sendiri memiliki jumlah PUS 1.664 pada tahun 2009 dan 2.038 pada tahun 2010. Pada bulan Desember 2010 tercatat jumlah peserta KB aktif di Kelurahan 1129 orang, sebanyak 138 ibu menggunakan metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET) dan 991 ibu menggunakan Non MKET. Jumlah PUS di Lingkungan tahun 2010 sebesar 652 orang dengan jumlah peserta KB sebesar 424 orang.
Adapun program strategi dalam pelayanan kontrasepsi yang dikembangkan selama ini adalah mengarah kepada pemakaian MKET yang terdiri dari Intra Uterine Device (IUD), implan, dan kontrasepsi mantap (BPS, 2005). Keberhasilan program KB dapat ditunjukkan dari beberapa indikator seperti pancapaian target KB baru, cakupan peserta KB aktif terhadap PUS dan persentase peserta KB aktif Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) (BKKBN, 2001).
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan bukan hanya oleh terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga karena ketidaktahuan ibu tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 2003). Selain itu, banyak faktor yang mengakibatkan tidak semua pasangan usia subur mengikuti program KB. Beberapa faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada umumnya adalah umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, penghasilan/ekonomi, tarif pelayanan, dukungan keluarga (Mardiyo, 1999).
Berdasarkan pada uraian di atas, maka kajian karya tulis ilmiah ini diarahkan untuk mengetahui pengetahuan wanita usia reproduksi sehat terhadap berbagai metode kontrasepsi, hal tersebut dianggap penting mengingat pengetahuan wanita usia reproduksi sehat terhadap metode kontrasepsi secara benar menentukan pencapaian target pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dimaklumi bahwa alat kontrasepsi mampu berfungsi optimal apabila akseptor memahami terhadap cara memilih alat kontrasepsi yang tepat, keuntungan dan kerugian masing-masing metode kontrasepsi, dan efek samping alat kontrasepsi tersebut. Sehubungan dengan hal di atas, maka kajian karya tulis ilmiah ini di arahkan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan wanita pasangan usia subur (PUS) tentang berbagai metode kontrasepsi terhadap pemilihan jenis kontrasepsi di Lingkungan Kelurahan Kecamatan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian sebagai berikut: “ bagaimanakah pengaruh pengetahuan ibu tentang berbagai metode kontrasepsi terhadap pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan di Lingkungan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisa pengaruh pengetahuan ibu tentang berbagai metode kontrasepsi dengan pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui karakteristik ibu akseptor KB di Lingkungan .
2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi di Lingkungan .
3. Mengetahui prevalensi penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menurut jenis kontrasepsi di Lingkungan .
4. Menganalisis pengaruh pengetahuan ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi di Lingkungan .
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk Masyarakat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang program Keluarga Berencana.
2. Agar masyarakat khususnya wanita usia reproduksi sehat dapat mengetahui keuntungan dan kerugian serta efek samping alat-alat kontrasepsi yang ada sehingga dapat lebih tepat dalam memilih alat kontrasepsi.
1.4.2 Untuk Pemerintah/Instansi Terkait
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengetahui prevalensi pengguna alat kontrasepsi.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam mempromosikan program Keluarga Berencana khusunya tentang penggunaan metode-metode kontrasepsi yang lebih efektif.
1.4.3 Untuk Peneliti/Akademik
1. Sebagai syarat kelulusan program studi S1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar.
2. Meningkatkan keilmuan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi tuntutan IPTEK.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama di bangku kuliah.
4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua yang membacanya atau dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian yang lebih lanjut.
1.5 Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan pemilihan metode kontrasepsi menurut tingkat pengetahuan.
H1 : Terdapat perbedaan pemilihan metode kontrasepsi menurut tingkat pengetahuan.
Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Berbagai Metode Kontrasepsi terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi yang Digunakan di Lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar