KTI SKRIPSI
Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Usia SD dalam Mencegah Penyakit Kecacingan pada Anak
Kata kunci: Perilaku, ibu yang memiliki anak SD mencegah penyakit kecacingan.
Indonesia pada saat ini sedang giat membangun segala bidang. Salah satu tujuan pembangunan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Manusia adalah kunci sumber daya kesuksesan suatu pembangunan, sehingga berhasilnya suatu pembangunan dijalankan tergantung dari kualitas SDM tersebut. Banyaknya kendala yang menghambat mutu SDM di Indonesia antara lain status sosial ekonomi, penyakit kronis, kurang gizi, gangguan dalam belajar, lingkungan sekolah. Masalah kesehatan penduduk di Indonesia masih ditandai dengan tingginya penyakit yang berkaitan dengan rendahnya tingkat sosial ekonomi penduduk. Salah satu penyakit yang insidennya masih tinggi adalah infeksi kecacingan (Rehulina, 2005).
Di dunia pada tahun 2001, lebih dari 2 miliar penduduk terinfeksi kecacingan. Prevalensi yang tinggi ditemukan di negara-negara non industri (negara-negara yang sedang berkembang). Merid (2007) mengatakan bahwa menurut World Health Organization (WHO) diperkiran 800 juta-lmiliar penduduk terinfeksi cacing gelang, 700¬900 juta terinfeksi cacing tambang, 500 juta terinfeksi cacing cambuk. Menurut laporan pembangunan Bank Dunia, dinegara berkembang diperkirakan diantara anak perempuan usia 5-14 tahun, penyakit kecacingan diperkirakan (12%) dari beban kesakitan total sementara anak laki-laki (11%). Karena itu kecacingan merupakan penyumbang total terbesar beban kesakitan pada kelompok usia tersebut (Alemina, 2007).
Di Indonesia penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari semua kasus penyakit kecacingan, cacing gelang (ascaris lumbricoides) sekitar (25¬35%) dan cacing cambuk (trichuris trichiura) sekitar (65-75%). Prevalensi tertinggi ditemukan pada anak usia sekolah dasar. Resiko tinggi adalah pada kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi disaluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa mencuci tangan dan bermain ditanah yang tercemar telur cacing tidak memakai alas kaki (Rehulina, 2005).
Di khususnya kota ....... prevalensi kecacingan pada anak sekitar (60-70%) dan semua kasus. Penyakit kecacingan sangat berkaitan dengan masalah lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hidup sehat tanpa penyakit kecacingan, diantaranya faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Penyakit kecacingan selalu berhubungan dengan kemiskinan yaitu berupa penghasilan yang sangat rendah. Keadaan ini yang menyebabkan kebutuhan sandang, pangan dengan kualitas dan kuantitas makanan yang rendah, sanitasi lingkungan yang jelek dan sumber air bersih yang kurang serta pelayanan keshatan yang terbatas (Kompas, 2009).
Kecacingan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorpsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif infeksi kecacingan dapat menimbulkan kurangan gizi berupa kalori dan protein, serta kehilangan darah yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan menimbulkan gangguan tumbuh kembang anak. Khusus anak usia sekolah, keadaan ini akan berakibat buruk pada pada kemampuannya dalam mengikuti pelajaran di sekolah (Depkes, 2005)
Didalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit kecacingan, ibu yang paling berperan untuk menjaga dan melindungi anak dari berbagai bahaya yang mengancam anak tersebut. Disamping itu pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai perogram pemberantasan penyakit kecacingan, terutama di sekolah dan posyandu di kota ........ Kegiatan tersebut meliputi pemberian obat cacing, program cuci tangan sebelum dan sesudah makan, penyuluhan kepada murid, guru dan orang tua murid mengenai penyakit kecacingan yang bisa ditularkan melalui tanah, termasuk penyebab, pencegahan, penanggulangan dan pengobatan secara selektif. Selain itu juga dilakukan upaya edukatif penunjang berupa lomba kebersihan antara sekolah, lomba menggambar, dan mengarang dari murid peserta program (Depkes, 2009). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa memperhatikan keempat faktor tersebut serta memberdayakan murid, guru, orang tua murid dan masyarakat dapat menurunkan angka kejadian penyakit kecacingan dan menunjukkan keberhasilan program yang mencegah penyakit kecacingan dengan baik (kompas, 2009)
Dari hasil observasi awal di Kelurahan Kecamatan peneliti menemukan tingginya jumlah ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar di kelurahan ini yaitu sebanyak 866 orang. Didapat data dari 20 orang ibu yang memiliki anak usia SD, peneliti mewawancarai 5 orang ibu yang memiliki anak usia SD setiap lingkungan dari empat lingkungan, diperoleh hasil (70%) tidak mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit kecacingan pada anak usia SD dan (30%) mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit kecacingan pada anak usia SD, dan hasil observasi di empat linkungan tersebut masih banyak keluarga yang lc-Luang mampu, anak usia SD yang bermain di depan rumah tidak memakai alas kaki (sandal) dan daerah Kelurahan merupakan daerah yang rawan banjir.
Dari uraian di atas peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai perilaku ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
mengetahui perilaku ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
b. Untuk mengetahui sikap ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
c. Untuk mengetahui tindakan ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.3.1 Bagaimana perilaku Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3.2 Bagaimana pengetahuan Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3.3 Bagaimana sikap Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3.4 Bagaimana tindakan Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi praktek keperawatan (Puskesmas)
Sebagai informasi tambahan bagi praktek keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan pada anak di Kelurahan Kecamatan , sehingga perawat memberdayakan ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak.
1.4.2 Bagi Orang tua atau masyarakat
Meningkatkan motivasi untuk ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menambah informasi dan data tambahan bagi peneliti selanjutnya tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit kecacingan.
silahkan download KTI SKRIPSI
Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Usia SD dalam Mencegah Penyakit Kecacingan pada Anak
Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Usia SD dalam Mencegah Penyakit Kecacingan pada Anak
Abstrak
Penyakit kecacingan masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Dari penelitian Rehulina (2007) didapatkan prevalensi penyakit kecacingan sebesar (60-7%) pada anak usia SD. Kelompok umur yang paling rentan akan penularan penyakit kecacingan adalah anak usia SD. Ibu memegang peranan penting dalam kehidupan seorang anak dalam menjaga kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tentang perilaku ibu yang dinilai dari pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu yang memiliki anak usia SD terhadap pencegahan penyakit kecacingan pada anak. Desin penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan perilaku ibu di Kelurahan , dengan populasi ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar. Pengambilan sampel dilakukan pada dengan tehnik purposive sampling pada bulan Oktober-November 2009. Penyebaran koesioner dilakukan pada 173 ibu yang menjadi responden dalam penelitian sesuai dengan 'criteria yang telah ditetapkan peneliti. Hasil penelitian di Kelurahan Kecamatan menunjukkan bahwa perilaku ibu yang baik yaitu (74,6%), yang dinilai dan pengetahuan yang baik (82,1%), sikap yang baik (76,3%) dan tindakan yang baik (56,1%), Karakteristik responden yang meliputi pendidikan responden kebanyaka SMA (53,2%), pekerjaan responden sebagian besar ibu rumah tangga (53,2%) responden tidak pernah mendapat informasi dari petugas kesehatan atau puskesmas tetapi responden mendapatkan informasi yang baik, dan informasi yang paling berkesan dari televise atau surat kabar, yang dapat mempengaruhi perilaku baik pada ibu yang ada di Kelurahan Kecamatan Kata kunci: Perilaku, ibu yang memiliki anak SD mencegah penyakit kecacingan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangIndonesia pada saat ini sedang giat membangun segala bidang. Salah satu tujuan pembangunan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Manusia adalah kunci sumber daya kesuksesan suatu pembangunan, sehingga berhasilnya suatu pembangunan dijalankan tergantung dari kualitas SDM tersebut. Banyaknya kendala yang menghambat mutu SDM di Indonesia antara lain status sosial ekonomi, penyakit kronis, kurang gizi, gangguan dalam belajar, lingkungan sekolah. Masalah kesehatan penduduk di Indonesia masih ditandai dengan tingginya penyakit yang berkaitan dengan rendahnya tingkat sosial ekonomi penduduk. Salah satu penyakit yang insidennya masih tinggi adalah infeksi kecacingan (Rehulina, 2005).
Di dunia pada tahun 2001, lebih dari 2 miliar penduduk terinfeksi kecacingan. Prevalensi yang tinggi ditemukan di negara-negara non industri (negara-negara yang sedang berkembang). Merid (2007) mengatakan bahwa menurut World Health Organization (WHO) diperkiran 800 juta-lmiliar penduduk terinfeksi cacing gelang, 700¬900 juta terinfeksi cacing tambang, 500 juta terinfeksi cacing cambuk. Menurut laporan pembangunan Bank Dunia, dinegara berkembang diperkirakan diantara anak perempuan usia 5-14 tahun, penyakit kecacingan diperkirakan (12%) dari beban kesakitan total sementara anak laki-laki (11%). Karena itu kecacingan merupakan penyumbang total terbesar beban kesakitan pada kelompok usia tersebut (Alemina, 2007).
Di Indonesia penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari semua kasus penyakit kecacingan, cacing gelang (ascaris lumbricoides) sekitar (25¬35%) dan cacing cambuk (trichuris trichiura) sekitar (65-75%). Prevalensi tertinggi ditemukan pada anak usia sekolah dasar. Resiko tinggi adalah pada kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi disaluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa mencuci tangan dan bermain ditanah yang tercemar telur cacing tidak memakai alas kaki (Rehulina, 2005).
Di khususnya kota ....... prevalensi kecacingan pada anak sekitar (60-70%) dan semua kasus. Penyakit kecacingan sangat berkaitan dengan masalah lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hidup sehat tanpa penyakit kecacingan, diantaranya faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Penyakit kecacingan selalu berhubungan dengan kemiskinan yaitu berupa penghasilan yang sangat rendah. Keadaan ini yang menyebabkan kebutuhan sandang, pangan dengan kualitas dan kuantitas makanan yang rendah, sanitasi lingkungan yang jelek dan sumber air bersih yang kurang serta pelayanan keshatan yang terbatas (Kompas, 2009).
Kecacingan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorpsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif infeksi kecacingan dapat menimbulkan kurangan gizi berupa kalori dan protein, serta kehilangan darah yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan menimbulkan gangguan tumbuh kembang anak. Khusus anak usia sekolah, keadaan ini akan berakibat buruk pada pada kemampuannya dalam mengikuti pelajaran di sekolah (Depkes, 2005)
Didalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit kecacingan, ibu yang paling berperan untuk menjaga dan melindungi anak dari berbagai bahaya yang mengancam anak tersebut. Disamping itu pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai perogram pemberantasan penyakit kecacingan, terutama di sekolah dan posyandu di kota ........ Kegiatan tersebut meliputi pemberian obat cacing, program cuci tangan sebelum dan sesudah makan, penyuluhan kepada murid, guru dan orang tua murid mengenai penyakit kecacingan yang bisa ditularkan melalui tanah, termasuk penyebab, pencegahan, penanggulangan dan pengobatan secara selektif. Selain itu juga dilakukan upaya edukatif penunjang berupa lomba kebersihan antara sekolah, lomba menggambar, dan mengarang dari murid peserta program (Depkes, 2009). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa memperhatikan keempat faktor tersebut serta memberdayakan murid, guru, orang tua murid dan masyarakat dapat menurunkan angka kejadian penyakit kecacingan dan menunjukkan keberhasilan program yang mencegah penyakit kecacingan dengan baik (kompas, 2009)
Dari hasil observasi awal di Kelurahan Kecamatan peneliti menemukan tingginya jumlah ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar di kelurahan ini yaitu sebanyak 866 orang. Didapat data dari 20 orang ibu yang memiliki anak usia SD, peneliti mewawancarai 5 orang ibu yang memiliki anak usia SD setiap lingkungan dari empat lingkungan, diperoleh hasil (70%) tidak mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit kecacingan pada anak usia SD dan (30%) mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit kecacingan pada anak usia SD, dan hasil observasi di empat linkungan tersebut masih banyak keluarga yang lc-Luang mampu, anak usia SD yang bermain di depan rumah tidak memakai alas kaki (sandal) dan daerah Kelurahan merupakan daerah yang rawan banjir.
Dari uraian di atas peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai perilaku ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
mengetahui perilaku ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
b. Untuk mengetahui sikap ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
c. Untuk mengetahui tindakan ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.3.1 Bagaimana perilaku Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3.2 Bagaimana pengetahuan Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3.3 Bagaimana sikap Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.3.4 Bagaimana tindakan Ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi praktek keperawatan (Puskesmas)
Sebagai informasi tambahan bagi praktek keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan pada anak di Kelurahan Kecamatan , sehingga perawat memberdayakan ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak.
1.4.2 Bagi Orang tua atau masyarakat
Meningkatkan motivasi untuk ibu yang memiliki anak usia SD dalam mencegah penyakit kecacingan pada anak di Kelurahan Kecamatan .
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menambah informasi dan data tambahan bagi peneliti selanjutnya tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit kecacingan.
Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Usia SD dalam Mencegah Penyakit Kecacingan pada Anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar